Selasa, 09 November 2010

Stainless Steel Tidak Berkarat?

Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.




Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.

General Characteristics of Stainless 403


This straight chromium stainless steel offers reasonable corrosion resistance and high mechanical characteristics. AISI403 offers heat resistance and a scaling temperature of about 1300°F (704°C).



Chemical Composition of Stainless 403

Carbon 0.15 max

Manganese 1.00 max

Phosphorus 0.040 max

Sulfur 0.030 max

Silicon 0.50 max

Chromium 11.5-13.5

Iron balance

Heat Treatment of Stainless 403

Anneal by heating to 1350° to 1450°F (732° to 78°C), then air cool

To enhance softness, hold at 1450° to 1550°F (788° to 843°C), then furnace cool

Annealing reduces machinability

Harden by quenching from 1750° to 1850°F (954° to 1010°C) in air or oil, then draw between 800° and 1100°F (427° and 593°C)

Applications of Stainless 403

Furnace components

Ladles used in molten nonferrous applications

Stirring rods

Machinability of Stainless 403

200-240 Brinell hardness or cold-drawn condition recommended

Use chip curler cutting tools when turning

Grind slight flat on cutting lip face when drilling

Highly concentrated sulfur oil

Turn: 40-80 sfpm

Mill: 35-70

Broach: 8-15

Ream: 20-60

Drill: 30-60

Workability of Stainless 403

May be cold worked

Easily drop or hammer forged

Preheat 2x as long as carbon steel

Preheat to 1400° to 1450°F (760° to 788°C), then rapid heat to 2050° to 2150°F (1121° to 1177°C)

Reheat once temperature drops to 1450° to 1600°F (788° to 871°C)

Bury in dry lime or ash to slow cool



Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa bantuan instrumen moderen.



Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai ‘karat’.



Stainless steel, dapat bertahan ‘stainless’ atau ‘tidak bernoda’ justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik. (SI)



Diterjemahkan dan disadur bebas dari: Scientific American’s ASK THE EXPERT

Senin, 01 November 2010

KALIBRASI ALAT UKUR

Pengertian Kalibrasi


Ditulis oleh Administrator

Wednesday, 03 September 2008



Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.





Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.







Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :



untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.



Prinsip dasar kalibrasi:



Obyek Ukur (Unit Under Test)

Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))

Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))

Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan → sumber ketidakpastian pengukuran)



Hasil Kalibrasi antara lain :



Nilai Obyek Ukur

Nilai Koreksi/Penyimpangan

Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, Dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur → Analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan, Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)

Sifat metrologi lain → faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.



TUR (Test Uncertainty Ratio) adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik (specified) dari instrumen yang dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrumen kalibratornya (Spesifikasi alat bisa dianggap sebagai ketidakpastian terbesar)



Interval kalibrasi:



Kalibrasi harus dilakukan secara periodik

Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan pemeliharaan.

Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :

Dengan waktu kalender (1 tahun sekali, dst)

Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)

Kombinasi cara pertama dan kedua, tgt mana yg lebih dulu tercapai



Kalibrasi di Indonesia:

1. Kalibrasi Teknis



Kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung dengan dunia perdagangan.



Dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN (diakui secara nasional).



2. Kalibrasi Legal



Kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan.



Dilakukan oleh Direktorat Metrologi

 
 
 
 
 Kalibrasi


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.



Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.



Kalibrasi diperlukan untuk:



Perangkat baru

Suatu perangkat setiap waktu tertentu

Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi

Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.



Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.



Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.



[sunting] Referensi

Morris, Alan S., "Measurement and Instrumentation Principles", 2001, Butterworth Heinemann, ISBN 0-7506-5081-8

Pyzdek, T, "Quality Engineering Handbook", 2003, ISBN 0-8247-4614-7

Godfrey, A. B., "Juran's Quality Handbook", 1999, ISBN 007034003

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi"