Rabu, 25 Juni 2014

SENYUMLAH

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliahsaya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiaporang memilikinya.Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnyakepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksimereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikandi depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat danselalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlahmudah.Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anakbungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergike restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranyasangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambilmencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orangyang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihatmengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah sayamembaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang"tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitungbeberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedangmemainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental,dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli olehmereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membelisesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah merekamencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyumdan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya kemeja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapaktangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan initelah saya pesan untuk kalian berdua."Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,nyonya."Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali sayamerengkuh kedua lelaki itu.Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak2ku!" Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akanmeninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, merekasatu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arahkedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalumelambai2kan tangannya ke arah kami. Dalam perjalanan pulang sayamerenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orangtunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' inidi tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dankeesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya di antaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya."Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKANSESAMA!Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat'yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi darikehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untukberinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

HADIST-HADIST IBNU MAJAH

SAKIT DIDUNIA MENGURANGI DOSA DIAKHIRAT
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia bersama dengan Rasulullah saw menjenguk orang yang sakit karena demam, lalu Rasulullah saw bersabda: “Bergembiralah, karena Allah telah berfirman:
Itu adalah api-Ku, yang Aku kuasakan terhadap hamba-Ku yang mu’min di dunia agar menduduki (sebagai pengganti) bagian apinya di akhirat”. (Hadits ini ditakhrijkan oleh Ibnu Majah)

WALI ALLAH
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah saw bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung:
“Diantara para wali-Ku di hadhirat-Ku, yang paling menerbitkan iri-hati ialah si mu’min yang kurang hartanya, yang menemukan nasib hidupnya dalam shalat, yang paling baik ibadat kepada Tuhannya, dan taat kepada-Nya dalam keadaan tersembunyi maupun terang. Ia tak terlihat di antara khalayak, tak tertuding dengan telunjuk. Rezekinya pas-pasan, tetapi iapun sabar dengan hal itu.”
Kemudian Beliau saw menjentikkan jarinya, lalu bersabda: ”Kematiannya dipercepat, tangisnya hanya sedikit dan peninggalannya amat kurangnya”. (HR. At Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hanbal)
MENYEKUTUKAN ALLAH
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung:
“Dari segala yang dipersekutukan, Akulah yang paling tidak butuh kepada persekutuan. Maka barangsiapa dalam pekerjaannya menyekutukan Aku dengan yang lain, Aku lepas daripadanya, sedang ia milik yang ia persekutukan”. (HR. Ibn Majah)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Agung dan Luhur:
“Sudah Kupersiapkan untuk hamba-Ku yang Shalih apa yang tidak pernah mata melihatnya, tidak pernah telinga mendengarnya dan tidak bisa dibayangkan manusia”. (HR. Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Ad Darimi)

Dari Abu Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw, Berfirman Allah Yang Maha Agung:
“Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal)
KELIRU,LUPA ,DIPAKSA  DIAMPUNI ALLAH SWT
Dari Ibn Abbas ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mengampuni beberapa kesalahan umatku yang disebabkan karena keliru, karena lupa, dan karena dipaksa”. (Hadits hasan ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain)
JANGAN SALING MENYALAHKAN
Dari Abu Sa’id bin Malik bin Sinan Al-Khudri ra, berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kalian saling merugikan”. (HR. Ibnu Majah, Daruquthni dan lain-lain, hadits ini hasan, juga diriwayatkan oleh Malik dalam kitabnya Al-Muwatha’ sebagai hadits mursal, dari Amr bin Yahya, dari bapaknya dari Nabi saw, dengan begitu meniadakan Abi Sa’id. Hadits ini mempunyai beberapa jalur, tiap-tiap jalur menguatkan yang lain).
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi ra, berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw dan bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang apabila aku mengamalkannya, niscaya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia’. Maka dijawab Rasulullah saw: ‘Zuhud-lah terhadap apa yang ada di dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhud-lah terhadap apa yang ada di tangan manusia, maka manusiapun akan mencintaimu’.” (HR. Ibnu Majah dan lain-lain dengan sanad hasan)

Rabu, 18 Juni 2014

Arti Angka pada NIK anda

Nomor Induk Kependudukan atau NIK adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia  NIK berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata. NIK pertama kali diperkenalkan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan ketika Institusi Pemerintah ini menerapkan sistem KTP nasional yang terkomputerisasi
NIK terdiri dari 16 digit. Kode penyusun NIK terdiri dari 2 digit awal merupakan kode provinsi, 2 digit setelahnya merupakan kode kota/kabupaten, 2 digit sesudahnya kode kecamatan , 6 digit selanjutnya merupakan tanggal lahir dalam format hhbbtt (untuk wanita tanggal ditambah 40), lalu 4 digit terakhir merupakan nomor urut yang dimulai dari 0001. Sebagai contoh, misalkan seorang perempuan lahir di Kota Bandung  tanggal 17 Agustus 1990 maka NIK-nya adalah: 10 50 24 570890 0001. Apabila ada orang lain (perempuan) dengan domisili dan tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK-nya adalah 10 50 24 570890 0002. Apabila ada orang lain (laki-laki) dengan domisili dan tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK-nya adalah 10 50 24 170890 0001.
NIK dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan KTP, paspor, SIM,Nomor pokok wajib pajak, polis asuransi,sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.
Menteri Dalam Negeri memastikan NIK ini siap pada 2011