Kamis, 31 Maret 2011

Visi dan Misi ...contoh

1. EXCELLENCE


In everything we do, we strive to deliver the BEST and the most DISTICTIVE results to satisfy our customers and enhance our company image at all times.



2. INTEGRITY & PROFESSIONALISM

We conduct our business and ourselves with the highest degree of competence and honesty.



3. INITIATIVE

We take prompt and proactive action to accomplish goals and provide solutions.



4. MUTUAL UNDERSTANDING & RESPECT

As we recognize differences among us, we make every effort to collaborate with each other to achieve corporate goals



5. SYNERGY

We work together to produce results greater than the sum of our individual efforts.



6. EMPOWERMENT & ACCOUNTABILITY

We develop our own leaders by creating in individuals a sense of ownership in jobs and encouraging them to stretch beyond their current capabilities.



7. CONTINUOUS IMPROVEMENT

We are committed to constantly upgrade our products/services, processes and personal knowledge to be ready
 
 
 
1. KEUNGGULAN


Dalam segala yang kami lakukan, kami berusaha untuk memberikan BEST dan hasil yang paling DISTICTIVE untuk memuaskan pelanggan kami dan meningkatkan citra perusahaan kami setiap saat.



2. INTEGRITAS & PROFESIONALISME

Kami menjalankan bisnis kami dan diri kita sendiri dengan derajat tertinggi kompetensi dan kejujuran.



3. INISIATIF

Kami mengambil langkah cepat dan proaktif untuk mencapai tujuan dan memberikan solusi.



4. SALING MEMAHAMI & RESPECT

Ketika kami mengenali perbedaan di antara kita, kami melakukan segala upaya untuk berkolaborasi dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan



5. SINERGI

Kami bekerja sama untuk menghasilkan hasil yang lebih besar daripada jumlah upaya pribadi kita.



6. PEMBERDAYAAN & AKUNTABILITAS

Kami mengembangkan pemimpin-pemimpin kita sendiri dengan menciptakan pada individu rasa kepemilikan pada pekerjaan dan mendorong mereka untuk peregangan di luar kemampuan mereka saat ini.



7. PERBAIKAN TERUS MENERUS

Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan produk / jasa, proses dan pengetahuan pribadi siap

Kamis, 17 Maret 2011

Pidato-Pidato di hari-hari terakhir kekuasaan Presiden Soekarno

Atas izin Bapak Arief Suryadi kami sajikan  petikan beberapa pidato di hari-hari terakhir kekuasaan si Bung.




Amanat Presiden Sukarno pada Pelantikan Para Menteri Baru Kabinet Dwikora di Istana Merdeka, Jakarta, 24 Februari 1966 (Buku II Revolusi Belum Selesai hlm. 1)



Barangkali ada baiknya ini kali saya tegaskan sekali lagi, salah anggapan seseorang atau golongan bahwa saya, apalagi sebagai Pemimpin Besar Revolusi, tetapi juga sebagai persoon, bisa dan mau dijungkrak-jungkrakkan, didorong-dorong, dituntut-tuntut. Dalam bahasa Inggris, I know my job, I know my job!... Tidak peduli dari mana itu! Tidak dari PKI, tidak dari KAMI! (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia—Red). Malahan pernah saya berkata, hier sta ik, di sini aku berdiri, inilah Bung Karno, inilah Perdana Menteri, inilah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, inilah Pemimpin Besar Revolusi! Saya tidak akan mundur setapak pun, tidak akan mundur setapak pun, tidak akan mundur, kataku di Bogor tempo hari! Ini pimpinanku! Saya menghendaki agar supaya pimpinanku itu diikuti jikalau memang aku ini masih dianggap Pemimpin Besar Revolusi.



Amanat Presiden Sukarno pada Rapat Umum Hari Wanita Internasional di Istora Senayan, Jakarta, 8 Maret 1966 (Buku II Revolusi Belum Selesai hlm. 53)



Ada ibu-ibu rumah tangga yang mengatakan, ya, tuntutan mereka (para mahasiswa yang meminta harga diturunkan serta PKI dan kabinet Dwikora dibubarkan—Red) sebenarnya benar, minta ini minta itu, menuntut ini menuntut itu. He ibu-ibu rumah tangga, sadarlah bahwa di belakang tuntutan itu ada hal-hal yang harus kita ketahui.



Aku ini, saudara-saudara, kalau boleh mengadakan suatu perbandingan, seperti bandingannya Nabi Isa yang pada waktu menderita memohon kepada Tuhan: Heer, want ze weten niet wat ze doen. Ya Tuhan, ampunilah mereka, sebab mereka itu sebetulnya tidak mengerti....



Oleh karena itu, aku, aku kepada anak-anak kecil, kepada wanita-wanita, kepada pemuda-pemuda yang sekarang ini on the move mengongkrek-ongkrek kewibawaan pemerintah..., meskipun mereka mengatakan Hidup Bung Karno, Hidup Bung Karno; aku juga berkata demikian..., Ya Tuhan ampunilah kepada mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.



Amanat Presiden Sukarno pada Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Para Menteri Utama dan Para Menteri Dalam Kabinet Ampera, Istana Negara, Jakarta, 28 Juli 1966 (Buku II Revolusi Belum Selesai hlm. 183 dan 185)



Saya plong MPRS mengukuhkan Surat Perintah saya, 11 Maret. Boleh dikatakan Surat Perintah saya 11 Maret itu diambil oper oleh MPRS....



Jadi saudara-saudara jangan salah pengertian lo, jangan kira bahwa saya merasa, apa itu, terjegal atau bagaimana, manakala MPRS mengukuhkan SP 11 Maret itu. Oo, tidak! Saya malah gembira, malah senang bahwa perintah saya 11 Maret itu, bukan hanya perintah saya saja, tetapi perintah yang seluruhnya diambil oper oleh MPRS....



Saya baca sekali lagi. Memutuskan, memerintahkan kepada Pak Harto untuk—dengarkan betul-betul ya—atas nama Presiden/Pemimpin Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi: satu, mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan, dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi....



Ini saya terangkan begini, saudara-saudara, apalagi para asing, pers asing mengatakan bahwa perintah ini adalah a transfer of authority to General Suharto. Tidak. It is not a transfer of authority kepada General Soeharto. Ini sekadar perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk menjamin jalannya pemerintahan untuk ini untuk itu, untuk itu."



Amanat Presiden Sukarno di Hadapan Para Mahasiswa HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di Istana Bogor, 18 Desember 1965 (Buku I Revolusi Belum Selesai, hlm. 302)



Karena itu, saya selalu mengadakan appeal kepada semua, semua, semua, semua golongan dari rakyat Indonesia ini, jangan memecahkan negara, jangan memecahkan bangsa. Khusus mengenai Islam, orang Islam, saya kadang-kadang sedih melihat bahwa di kalangan orang Islam tidak mengerti hukum-hukum Islam itu.... Misalnya, ya, misalnya di Jawa Timur. Demikian dilaporkan oleh Gubernur Jawa Timur, oleh Panglima Jawa Timur, dan juga dari pengetahuan info-info kami sendiri, di Jawa Timur atau Jawa Tengah itu banyak sekali Pemuda Rakyat atau anggota PKI atau orang yang hanya simpati saja kepada PKI dibunuh, disembelih, atau ditikam atau dipentungi, dikepruki sampai pecah kepalanya; itu satu kejadian.



Tapi kemudian ini jenazah yang lehernya tergorok, yang kepalanya pecah dikepruk, karena perutnya keluar ia punya usus karena ditikam, jenazah ini kalau ada orang yang mau ngerumat, ngerumat itu bahasa Jawa Timur. Apa ngerumat, mengurus, ngerumat jenazah ini, awas, engkau pun akan kami bunuh. Malah banyak jenazah ini di-keler-kan begitu saja.



Amanat PJM Presiden Sukarno pada Pembukaan Konferensi Para Gubernur Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, 13 Desember 1965 (hlm. 247, buku I Revolusi Belum Selesai, hlm. 248)



Begini, tatkala sudah terjadi Lubang Buaya, jenazah-jenazah daripada jenderal-jenderal kita dibawa ke sana dan dimasukkan ke dalam sumur. Ooh, itu wartawan-wartawan surat kabar menulis bahwa jenderal-jenderal itu disiksa di luar perikemanusiaan. Semuanya katanya, maaf saudari-saudari, semuanya dipotong mereka punya kemaluan. Chaerul ndak ngerti kemaluan itu apa? Malahan belakangan juga di dalam surat kabar ditulis bahwa ada seorang wanita, yang bernama Djamilah, menyatakan motongnya kemaluan itu dengan pisau silet. Bukan satu pisau silet, tetapi lebih dulu 100 anggota Gerwani dibagi silet. Dan silet ini dipergunakan untuk mengiris-iris kemaluan. Demikian pula dikatakan bahwa di antara jenderal-jenderal itu matanya dicukil....



Saya pada waktu itu memakai saya punya gezond verstand (akal sehat), saudara-saudara. Dan dengan memakai saya punya gezond verstand itu saya betwijfellen, ragukan kebenaran kabar ini. Tetapi saya melihat akibat dari pembakaran yang demikian ini. Akibatnya ialah masyarakat seperti dibakar...!



Nah, saudara-saudara, waktu belakangan ini saya dapat bukti bahwa memang benar sangkaan saya itu. Bahwa jenderal-jenderal yang dimasukkan dalam Lubang Buaya itu tidak ada satu orang pun yang kemaluannya dipotong. Saya dapat buktinya dari mana? Visum repertum daripada tim dokter-dokter yang memeriksa jenazah-jenazah daripada jenderal-jenderal yang dimasukkan dalam sumur Lubang Buaya itu.



Pidato PJM Presiden Sukarno pada Sidang Paripurna Kabinet Dwikora di Bogor, pada 6 Nopember 1965 (Buku I Revolusi Belum Selesai, hlm. 82)



"Ik ga weer iets uit de school, klappen, saudara-saudara. Rahasia. Kami, di antara banyak bukti-bukti itu, mempunyai satu bukti bahwa Amerika uit de hand van Duta Besar Jones—Jones itu persoonlijk begitu baik kepada saya—pernah memberikan uang 150 juta kepada seseorang. Het is veel (banyak) lo, 150 juta rupiah..., 150 juta rupiah diberikan kepada seseorang untuk apa? Ternyata dari surat serah dan surat terima—atas sumpah lo, dengan sumpah bahwa uang ini dipergunakan untuk apa? Untuk menganjurkan, atau mempropagandakan, untuk memperkembangkan, di sini the free world ideology ..."



Amanat PJM Presiden Sukarno pada Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, 23 Oktober 1965 (Buku I Revolusi Belum Selesai, hlm. 44)



Tapi kadang-kadang itu cuma ucapan mulut saja. Bukan dari semua, dari beberapa oknum. Ucapan mulut katanya taat, tetapi di dalam perbuatannya saya merasa oleh mereka itu dikentutin sama sekali! Dan tegas saya punya perintah ialah jangan bakar-bakar, jangan kobar-kobarkan sentimen....



Saya terus terang, pada satu hari ik heb eruit gedondera (saya tendang keluar) seorang yang memimpin surat kabar ini, eruit! Oleh karena dia itu membakar terus. Dan membakar secara kampung, saudara-saudara. Kemarin pun saya sudah marah-marah lagi. Achmadi, saya merasa marah. Salah satu surat kabar mengatakan misalnya Bapak Djuanda matinya oleh karena minum! Minuman dari RRT (sebutan untuk Cina ketika itu—Red). Ya apa tidak, ada surat kabar menulis begitu! Coba, ini saya mengerti, saya tahu, maksudnya ini ialah menghasut kita agar supaya curiga kepada RRT, marah kepada RRT.... Tapi itu sengaja, saudara-saudara, dari pihak surat kabar ini membangunkan suasana benci kepada RRT, benci kepada Tionghoa. Apa akibatnya nanti? Rasialisme berkobar-kobar di sini

Pidato Pak Harto..SAYA BERHENTI.......

Pidato I Juni 1945 ..Pak Soekarno

Atas izin bapak Arief Suryadi , kami sajikan naskah pidato Bung karno  
Pada pidato ini, Bung Karno menyampaikan pandangannya tentang dasar negara Indonesia yang kemudian terkenal sebagai Pancasila. Hari ketika Bung Karno berpidato, 1 Juni, kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila




Paduka Tuan Ketua Yang Mulia!




Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Junbi Cyousakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pendapat saya.



Maaf beribu maaf! Banyak anggota telah berpidato, dan di dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua yang Mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda, philosofische grondslag dari Indonesia merdeka.



Philosofische grondslag itulah fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan, Paduka Tuan Ketua yang mulia. Tetapi lebih dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberitahukan kepada Tuan-Tuan sekalian, apakah yang saya artikan dengan perkataan “merdeka”.



“Merdeka” buat saya adalah political independence, politieke onafhankelijkheid. Apakah yang dinamakan politieke onafhankelijkheid? Tuan-tuan sekalian! Dengan terus-terang saja saya berkata: Tatkala Dokuritsu Junbi Cyousakai akan bersidang, maka saya, di dalam hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggota yang, saya katakan di dalam bahasa asing, maafkan perkataan ini, ”zwaarwichtig” akan perkara-perkara kecil. Zwaarwichtig sampai, kata orang Jawa, jelimet. Jikalau sudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai jelimet, barulah mereka berani menyatakan kemerdekaan.



Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia itu.



Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!



Alangkah bedanya isi itu! Jikalau kita berkata: Sebelum negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai sampai jelimet, maka saya bertanya kepada Tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80 persen dari rakyatnya terdiri dari kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti akan hal ini atau itu.



Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Di situ ternyata, bahwa tatkalah Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu! Toh Saudi Arabia merdeka!



Lihatlah pula, jikalau Tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat, Sovyet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Sovyet, adakah rakyat Sovyet sudah cerdas? Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia adalah rakyat musyik yang lebih dari 80 persen tidak dapat membaca dan menulis. Bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, Tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Sovyet Rusia pada waktu Lenin mendirikan negara Sovyet itu. Dan kita sekarang di sini mau mendirikan Negara Indonesia merdeka. Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan!



Maaf, Paduka Tuan Zimukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca Tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai jelimet hal ini dan itu dahulu semuanya! Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu sampai jelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia merdeka, Tuan tidak akan mengalami Indonesia merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia merdeka… sampai di lobang kubur!



(Tepuk tangan riuh)



Saudara-saudara! Apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun 1933 saya telah menulis satu risalah. Risalah yang bernama Mencapai Indonesia merdeka. Maka di dalam risalah tahun 1933 itu, telah saya katakan, bahwa kemerdekaan, politieke onafhkelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan, ialah satu jembatan, satu jembatan emas. Saya katakan di dalam kitab itu bahwa di seberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.



Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu malam, in one night only, kata Armstrong di dalam kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia merdeka di satu malam sesudah ia masuk kota Riyadh dengan enam orang! Sesudah “jembatan” itu diletakkan Ibn Saud, maka di seberang jembatan, artinya kemudian dari pada itu, Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi Arabia. Orang yang tidak dapat membaca diwajibkan belajar membaca. Orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade, yaitu orang Badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam. Nomade dirubah lagi oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, semuanya di seberang jembatan.



Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Sovyet Rusia merdeka telah mempunyai Dneprprostoff, dam yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio-station, yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Sovyet-Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat! Di seberang jembatan emas yang diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan radio-station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakan creche, baru mengadakan Dneprprostoff!



Maka oleh karena itu saya minta kepada Tuan-tuan sekalian, janganlah Tuan-tuan gentar di dalam hati, janganlah mengingat bahwa ini dan itu lebih dulu harus selesai dengan jelimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannya Tuan-tuan punya semangat, jikalau Tuan-tuan demikian, dengan semangat pemuda-pemuda kita yang 2 milyun banyaknya. Dua milyun ini menyampaikan seruan pada saya, 2 milyun pemuda ini semua berhasrat Indonesia merdeka sekarang!



(Tepuk tangan-riuh)



Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar, padahal semboyan Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan? Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan “INDONESIA MERDEKA SEKARANG”. Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia merdeka sekarang, sekarang, sekarang!



(Tepuk tangan-riuh)



Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menyusun Indonesia merdeka, kok lantas kita zwaarwichtig dan gentar hati! Saudara-saudara, saya peringatkan sekali lagi, Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan! Jangan gentar!



Jikalau umpamanya kita pada saat sekarang ini diberikan kesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang yang bernama Tjondro Asmoro, atau Soomubutyoo diganti dengan orang yang bernama Abdul Halim. Jikalau umpamanya Butyoo-Butyoo diganti dengan orang-orang Indonesia, pada sekarang ini, sebenarnya kita telah mendapat political independence, politieke onafhankelijkheid, in one night, di dalam satu malam!



Saudara-saudara, pemuda-pemuda yang 2 milyun, semuanya bersemboyan: Indonesia merdeka, sekarang! Jikalau umpamanya balatentara Dai Nippon, sekarang menyerahkan urusan negara kepada Saudara-saudara, apakah Saudara-saudara akan menolak, serta berkata: mangke rumiyin, tunggu dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan negara Indonesia merdeka?



(Hadirin berseru: Tidak! Tidak!)



Saudara-saudara, kalau umpamanya pada saat sekarang ini balatentara Dai Nippon menyerahkan urusan negara kepada kita, maka satu menit pun kita tidak akan menolak, sekarang pun kita menerima urusan itu, sekarang pun kita mulai dengan negara Indonesia yang Merdeka!



(Tepuk tangan amat riuh)



Saudara-saudara, tadi saya berkata, ada perbedaan antara Sovyet-Rusia, Saudi Arabia, Inggris, Amerika dan lain-lain, tentang isinya. Tetapi ada satu yang sama, yaitu rakyat Saudi Arabia sanggup mempertahankan negaranya. Musyik-musyik di Rusia sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Amerika sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Inggris sanggup mempertahankan negaranya. Inilah yang menjadi minimum-eis. Artinya, kalau ada kecakapan yang lain, tentu lebih baik, tetapi manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan.



Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati, mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap-sedia, masak untuk merdeka.



(Tepuk tangan riuh)



Cobalah pikirkan hal ini dengan memperbandingkannya dengan manusia. Manusia pun demikian, Saudara-saudara! Ibaratnya, kemerdekaan saya bandingkan dengan perkawinan. Ada yang berani kawin, lekas berani kawin, ada yang takut kawin. Ada yang berkata: Ah, saya belum berani kawin, tunggu dulu gaji 500 gulden. Kalau saya sudah mempunyai rumah gedung, sudah ada permadani, sudah ada lampu listrik, sudah mempunyai tempat tidur yang mentul-mentul, sudah mempunyai meja-kursi yang selengkap-lengkapnya, sudah mempunyai sendok garpu perak satu kaset, sudah mempunyai ini dan itu, bahkan sudah mempunyai kinder-uitzet, barulah saya berani kawin.



Ada orang lain yang berkata: Saya sudah berani kawin kalau saya sudah mempunyai meja satu, kursi empat, yaitu meja makan, lantas satu zitje, lantas satu tempat tidur.



Ada orang yang lebih berani lagi dari itu, yaitu Saudara-saudara Marhaen! Kalau dia sudah mempunyai gubug saja dengan satu tikar, dengan satu periuk: dia kawin. Marhaen dengan satu tikar, satu gubug: kawin. Sang klerk dengan satu meja, empat kursi, satu zitje, satu tempat tidur: Kawin.



Sang Ndoro yang mempunyai rumah gedung, electrische-kookplaat, tempat tidur, uang bertimbun-timbun: Kawin. Belum tentu mana yang lebih gelukkig, belum tentu mana yang lebih bahagia, Sang Ndoro dengan tempat tidurnya yang mentul-mentul, atau Sarinem dan Samiun yang hanya mempunyai satu tikar dan satu periuk, Saudara-saudara!



(Tepuk tangan dan tertawa)



Tekad hatinya yang perlu, tekad hatinya Samiun kawin dengan satu tikar dan satu periuk, dan hati Sang Ndoro yang baru berani kawin kalau sudah mempunyai gerozilver satu kaset plus kinderuitzet buat 3 tahun lamanya!



(Tertawa)



Saudara-saudara, soalnya adalah demikian: Kita ini berani merdeka atau tidak? Inilah, Saudara-saudara sekalian, Paduka Tuan Ketua yang mulia, ukuran saya yang terlebih dulu saya kemukakan sebelum saya bicarakan hal-hal yang mengenai dasarnya satu negara yang merdeka. Saya mendengar uraian Paduka Tuan Soetardjo beberapa hari yang lalu, tatkala menjawab apakah yang dinamakan merdeka, beliau mengatakan: Kalau tiap-tiap orang di dalam hatinya telah merdeka, itulah kemerdekaan. Saudara saudara, jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita dapat mencapai political independence… saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka!



(Tepuk tangan riuh)



Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Sovyet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Sovyet Rusia satu per satu.



Saudara-saudara! Sebagai juga salah seorang pembicara berkata, kita bangsa Indonesia tidak sehat badan, banyak penyakit malaria, banyak disentri, banyak penyakit hongerudeem, banyak ini banyak itu. “Sehatkan dulu bangsa kita, baru kemudian merdeka.”



Saya berkata, kalau ini pun harus diselesaikan lebih dulu, 20 tahun lagi kita belum merdeka. Di dalam Indonesia merdeka itulah kita menyatukan rakyat kita, walaupun misalnya tidak dengan kinine, tetapi kita kerahkan segenap masyarakat kita untuk menghilangkan penyakit malaria dengan menanam ketepeng kerbau. Di dalam Indonesia merdeka kita melatih pemuda kita agar supaya menjadi kuat, di dalam Indonesia merdeka kita menyehatkan rakyat sebaik-baiknya. Inilah maksud saya dengan perkataan “jembatan”.



Di seberang jembatan–jembatan emas–inilah baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi. Tuan-tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat yang maha penting. Tidakkah kita mengetahui, sebagaimana telah diutarakan oleh berpuluh-puluh pembicara, bahwa sebenarnya international recht, hukum internasional, menggampangkan pekerjaan kita?



Untuk menyusun, mengadakan, mengakui satu negara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang neko-neko, yang jelimet. Tidak! Syaratnya sekedar bumi, rakyat, pemerintah yang teguh! Ini sudah cukup untuk international recht. Cukup, Saudara-saudara. Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh salah satu negara lain yang merdeka, itulah yang sudah bernama merdeka. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.



Janganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas mau menyelesaikan lebih dulu 1001 soal yang bukan-bukan! Sekali lagi saya bertanya: Mau merdeka apa tidak? Mau merdeka apa tidak?



(Hadirin menjawab: Mau!)



Saudara-saudara! Sesudah saya bicarakan tentang hal “merdeka”, maka sekarang saya bicarakan tentang hal “dasar”. Paduka Tuan Ketua yang mulia! Saya mengerti apakah yang Paduka Tuan Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta philosofische grondslag, atau, jikalau kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia meminta suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu.



…..



Saudara-saudara sekalian, kita telah bersidang tiga hari lamanya, banyak pikiran telah dikemukakan macam-macam, tetapi alangkah benarnya perkataan Dr. Soekiman, perkataan Ki Bagoes Hadi Koesoemo, bahwa kita harus mencari persetujuan, mencari persetujuan paham. Kita bersama-sama mencarai persatuan philosofische grondslag, mencari satu Weltanschauung yang kita semua setuju. Saya katakan lagi “setuju”! Yang Saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui, yang Ki Hadjar setujui, yang Saudara Sanoesi setujui, yang Saudara Abikoesno setujui, yang Saudara Liem Koen Hian setujui, pendeknya kita semua mencari satu modus. Tuan Yamin, ini bukan kompromis, tetapi kita bersama-sama mencari satu hal yang kita bersama-sama setujui. Apakah itu?



Pertama-tama, Saudara-saudara, saya bertanya: Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan? Mendirikan negara Indonesia merdeka yang namanya saja Indonesia merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan?



Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah yang kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Inilah salah satu dasar pikiran yang nanti akan saya kupas lagi. Maka, yang selalu mendengung di dalam saya punya jiwa, bukan saja di dalam beberapa hari di dalam sidang Dokuritsu Junbi Cyousakai ini, akan tetapi sejak tahun 1918, 25 tahun lebih ialah: Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar Kebangsaan. Kita mendirikan satu Negara Kebangsaan Indonesia.



…..



Entah Saudara-saudara memufakatinya atau tidak, tetapi saya berjuang sejak tahun 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung itu. Untuk membangun nasionalistis Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia yang hidup di dalam perikemanusiaan; untuk permufakatan; untuk sociale rechtvaardigheid; untuk ketuhanan. Pancasila, itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahun. Tetapi, Saudara-saudara, diterima atau tidak, terserah kepada Saudara-saudara. Tetapi saya sendiri mengerti seinsyaf-insyafnya, bahwa tidak ada satu Weltanschauung dapat menjelma dengan sendirinya, menjadi realiteit dengan sendirinya. Tidak ada satu Weltanschauung dapat menjadi kenyataan, menjadi realiteit, jika tidak dengan perjuangan!



…..



Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, dengan ketuhanan yang luas dan sempurna, janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan!



Jangan mengira bahwa dengan berdirinya negara Indonesia merdeka itu perjuangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di dalam Indonesia merdeka itu perjuangan kita harus berjalan terus, hanya lain sifatnya dengan perjuangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita bersama-sama, sebagai bangsa yang bersatu-padu, berjuang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Pancasila.



…..



Saudara-saudara! Demikianlah saya punya jawab atas pertanyaan Paduka Tuan Ketua. Saya minta maaf, bahwa pidato saya ini menjadi panjang lebar, dan sudah meminta tempo yang sedikit lama, dan saya juga minta maaf, karena saya telah mengadakan kritik terhadap catatan Zimukyokutyoo yang saya anggap verschrikkelijk zwaarwichtig itu.



Terima kasih!

Pidato Bung Karno Mengenai Sumbangsih PKI

Atas izin Bapak Arief suryadi maka kami sajikan cuplikan pidato ini diambil oleh penyusun buku “Revolusi belum selesai” dari Arsip Negara, dan disajikan seperti aslinya. Kelihatannya, pidato Bung Karno ini diucapkannya tanpa teks tertulis, seperti halnya banyak pidato-pidatonya yang lain yang juga tanpa teks tertulis..inilah naskahnya.....




“Nah ini saudara-saudara, sejak dari saya umur 25 tahun, saya sudah bekerja mati-matian untuk samenbundeling (penggabungan) ) semua revolutionaire krachten (kekuatan revolusioner) buat Indonesia ini. Untuk menggabungkan menjadi satu semua aliran-aliran, golongan-golongan, tenaga-tenaga revolusioner di dalam kalangan bangsa Indonesia. Dan sekarang pun usaha ini masih terus saya jalankan dengan karunia Allah S W T. Saya sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai Kepala Negara, sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, saya harus berdiri bukan saja di atas semua golongan, tetapi sebagai ku katakan tadi, berikhtiar untuk mempersatuan semua golongan.




“Ya golongan Nas, ya golongan A, ya golongan Kom. Kita punya kemerdekaan sekarang ini, Saudara-saudara, hasil daripada keringat dan darah, ya Nas, ya A, ya Kom. Jangan ada satu golongan berkata, ooh, ini kemerdekaan hanya hasil perjuangan kami Nas saja. Jangan ada satu golongan berkata, ooh, ini kemerdekaan adalah hasil daripada perjuangan-perjuangan kami A saja. Jangan pula ada golongan yang berkata, kemerdekaan ini adalah hasil daripada perjuangan kami, golongan Kom saja.



“Tidak .Sejak aku masih muda belia, Saudara-saudara, aku melihat bahwa golongan-golongan ini semuanya, semuanya membanting tulang, berjuang, bahkan berkorban untuk kemerdekaan Indonesia. Saya sendiri adalah Nas, tapi aku, demi Allah, tidak akan berkata kemerdekaan ini hanya hasil dari pada perjuangan Nas. Aku pun orang agama, bisa dimasukkan dalam golonban A, ya pak Saifuddin Zuhri, saya ini ? Malahan, saya ini oleh dunia Islam internasional diproklamir menjadi Pahlawan Islam dan Kemerdekaan. Tetapi demi Allah, demi Allah, demi Allah SWT, tidak akan saya berkata bahwa perjuangan kita ini, hasil perjuangan kita, kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan daripada A saja.



“Demikian pula aku tidak akan mau menutup mata bahwa golongan Kom, masya Allah, Saudara-saudara, urunannya, sumbangannya, bahkan korbannya untuk kemerdekaan bukan main besarnya. Bukan main besarnya !



“Karena itu, kadang-kadang sebagai Kepala Negara saya bisa akui, kalau ada orang berkata, Kom itu tidak ada jasanya dalam perjuangan kemerdekaan, aku telah berkata pula berulang-ulang, malahan di hadapan partai-partai yang lain, di hadapan parpol yang lain, dan aku berkata, barangkali di antara semua parpol-parpol, di antara semua parpol-parpol, ya baik dari Nas maupun dari A tidak ada yang telah begitu besar korbannya untuk kemerdekaan Indonesia daripada golongan Kom ini, katakanlah PKI, Saudara-saudara.



“Saya pernah mengalami. Saya sendiri lho mengalami, Saudara-saudara, mengantar 2000 pemimpin PKI dikirim oleh Belanda ke Boven Digul. Hayo, partai lain mana ada sampai ada 2000 pimpinannya sekaligus diinternir, tidak ada. Saya pernah sendiri mengalami dan melihat dengan mata kepala sendiri, pada satu saat 10 000 pimpinan daripada PKI dimasukkan di dalam penjara. Dan menderita dan meringkuk di dalam penjara yang bertahun-tahun.



“Saya tanya, ya tanya dengan terang-terangan, mana ada parpol lain, bahkan bukan parpolku, aku pemimpin PNI, ya aku dipenjarakan, ya diasingkan, tetapi PNI pun tidak sebesar itu sumbangannya kepada kemerdekaan Indonesia daripada apa yang telah dibuktikan oleh PKI. Ini harus saya katakan dengan tegas.



“Kita harus adil, Saudara-saudara, adil, adil, adil, sekali adil. Aku, aku sendiri menerima surat, kataku beberapa kali di dalam pidato, surat daripada pimpinan PKI yang hendak keesokan harinya digantung mati oleh Belanda, yaitu di Ciamis. Ya, dengan cara rahasia mereka itu, empat orang mengirim surat kepada saya, keesokan harinya akan digantung di Ciamis. Mengirim surat kepada saya bunyinya apa ? Bung Karno, besok pagi kami akan dihukum di tiang penggantungan. Tapi kami akan jalani hukuman itu dengan ikhlas, oleh karena kami berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Kami berpesan kepada Bung Karno, lanjutkan perjuangan kami ini, yaitu perjuangan mengejar kemerdekaan Indonesia.



“Jadi aku melihat 2000 sekaligus ke Boven Digul. Berpuluh ribu sekaligus masuk di dalam penjara. Dan bukan penjara satu dua tahun, tetapi ada yang sampai 20 tahun, Saudara-saudara. Aku pernah mengalami seseorang di Sukamiskin, saya tanya : Bung, hukumanmu berapa? 54 tahun. Lho bagaimana bisa 54 tahun itu ? Menurut pengetahuanku kitab hukum pidana tidak ada menyebutkan lebih daripada 20 tahun. 20 tahun atau seumur hidup atau hukuman mati, itu tertulis di dalam Wetboek van Strafrecht (kitab hukum pidana). Kenapa kok Bung itu 54 tahun? Ya. Pertama kami ini dihukum 20 tahun, kemudian di dalam penjara, kami masih mempropaganda-kan kemerdekaan Indonesia antara kawan-kawan pesakitan, hukuman. Itu konangan, konangan, ketahuan, saya ditangkap, dipukuli, dan si penjaga yang memukuli saya itu saya tikam mati. Sekali lagi aku diseret di muka hakim, dapat tambahan lagi 20 tahun. Menjadi 40 tahun.



“Sesudah saya mendapat vonnis total 40 tahun ini, sudah, saya tidak ada lagi harapan untuk bisa keluar dari penjara. Sudah hilang-hilangan hidup saya di dalam penjara ini, saya tidak akan menaati segala aturan-aturan di dalam penjara. Saya di dalam penjara ini terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada satu waktu saya ketangkap lagi, oleh karena saya berbuat sebagai yang dulu, saya menikam lagi, tapi ini kali tidak mati, tambah 14 tahun, 20 tambah 20 tambah 14 sama dengan 54 tahhun.



“Ini orang dari Minangkabau, Saudara-saudara. Dia itu tiap pagi subuh-subuh sudah sembahyang. Dan selnya itu dekat saya, saya mendengar dia punya doa kepada Allah SWT ; Ya Allah, ya Robbi, aku akan mati di dalam penjara ini. Tetapi sebagaimana sembahyangku ini, shalatku ini, maka hidup dan matiku adalah untuk Engkau.



“Coba; coba, coba, coba ! Lha kok ada sekarang ini golongan-golongan yang berkata bahwa komunis atau PKI tidak ada jasa di dalam kemerdekaan Indonesia ini.



“Sama sekali tidak benar ! Aku bisa menyaksikan bahwa di antara parpol-parpol malahan mereka itu yang telah berjuang dan berkorban paling besar.”

Pidato Ganyang Malaysia..oleh .Bung Karno

Atas izin Bpk Arief Suryadi, inilah pidato terkenal Bung Karno berkaitan dengan konfrontasi dengan negara tetangga malaya/malaysia


"Kalau kita lapar itu biasa


Kalau kita malu itu juga biasa

Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!



Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!

Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu



Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.



Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.



Yoo...ayoo... kita... Ganjang...

Ganjang... Malaysia

Ganjang... Malaysia

Bulatkan tekad

Semangat kita badja

Peluru kita banjak

Njawa kita banjak

Bila perlu satoe-satoe!



Soekarno.

PIDATO BUNG KARNO PADA HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 1945

SAUDARA-SAUDARA SEKALIAN!




Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita.



Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!



Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.



Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya.



Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.



Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.



Maka kami, tadi malah telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.



Saudara-saudara!



Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:



PROKLAMASI



KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKN KEMERDEKAAN INDONESIA.



HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN, DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SEKSAMA DAN DALAM TEMPO SESINGKAT-SINGKATNYA.



JAKARTA, 17 AGUSTUS 1945



ATAS NAMA BANGSA INDONESIA



SUKARNO – HATTA



Demikianlah saudara-saudara!



Kita sekarang telah merdeka!



Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita!



Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia – merdeka kekal dan abadi. Insyaallah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu

Teks Asli Proklamasi Indonesia

pidato Obama di Istana Merdeka Indonesia dalam jamuan makan malam negara resmi, Selasa (9/10)

PRESIDENT OBAMA: President Yudhoyono, Mrs. Yudhoyono, to all the distinguished guests who are here today, thank you for this extraordinary honor. I am proud and humbled to accept this award on behalf of my mother. And although she could not be here in person, I know that my sister Maya Soetoro would be equally proud.




Now, I’m going to have the opportunity to speak tomorrow and so I will try to keep my remarks brief. First of all, thank you for the bakso. (Laughter.) The nasi goring. (Applause.) The emping. (Laughter.) The kerupuk. (Laughter.) Semuanya enak. (Laughter.) Thank you very much. (Applause.)



But the fact, Mr. President, that you would choose to recognize my mother in this way speaks to the bonds that she forged over many years with the people of this magnificent country. And in honoring her, you honor the spirit that led her to travel into villages throughout the country, often on the back of motorcycles, because that was the only way to get into some of these villages.



She believed that we all share common aspirations -- to live in dignity and security, to get an education, to provide for our families, to give our children a better future, to leave the world better than we found it. She also believed, by the way, in the importance of educating girls and empowering women, because she understood that when we provide education to young women, when we honor and respect women, that we are in fact developing the entire country. That’s what kept bringing my mother back to this country for so many years. That’s the lesson that she passed on to me and that’s the lesson that Michelle and I try to pass on to our daughters.



So on behalf of our entire family, we thank you. I am deeply moved. It is this same largeness of heart that compels us tonight to keep in our thoughts and prayers all those who are suffering who from the eruptions and the tsunami and the earthquake. With so many in need tonight, that’s one more reason for me to keep my remarks short.



As a young boy in Menteng Dalam 40 years ago, I could never imagine that I would one day be hosted here at Istana Negara -- never mind as President of the United States. I didn’t think I would be stepping into this building ever. (Laughter and applause.)



And I know that much has been made about how a young boy could move between such different countries and cultures as Indonesia and the United States. But the truth is, is that our two countries have far more in common than most people realize. We are two peoples who broke free from colonial rule. We are both two vast nations that stretch thousands of miles. We are both two societies that find strength in our diversity. And we are two democracies where power resides in the people. And so it’s only natural that we should be partners in the world.



I am fortunate to have a very strong partner in President Yudhoyono -- Indonesia’s first directly elected president, and a leader who has guided this nation through its journey into democracy. And our two nations are fortunate that we are forging a partnership for the 21st century. And as we go forward, I’m reminded of a proverb: bagai aur dengan tebing -- like bamboo and the river bank, we rely on each other.



And so I would like to propose a toast. In the spirit of friendship between our two countries, we are reminded of the truth that no nation is an island, not even when you’re made up of thousands of islands. We all rely on each other together, like bamboo and the river bank. And like my mother riding between villages on a motorcycle, we are all stronger and safer when we see our common humanity in each other.



So President Yudhoyono, and to all the distinguished who are here, thank you for your extraordinary friendship and the warmth with which you have received Michelle and myself. And I promise that it won’t take so long before I come back.

Kamis, 10 Maret 2011

SERAH TERIMA BEBERAPA PEJABAT UTAMA DI LINGKUNGAN POLRI, KAPOLDA ACEH DAN KAPOLDA SULAWESI TENGAH.

.


Rabu, 29 Desember 2010 @ 09:15:45

- SERAH TERIMA BEBERAPA PEJABAT UTAMA DI LINGKUNGAN POLRI, KAPOLDA ACEH DAN KAPOLDA SULAWESI TENGAH.







Oleh Zulkarnain.







Pada hari Rabu, 29 Desember 2010, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo telah menyerah terimakan beberapa pejabat utama di lingkungan Markas Besar Polri dan dua pejabat Kepala Kepolisian Daerah yaitu Aceh dan Sulawesi Tengah. Pejabat utama di lingkungan Polri ini adalah Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Polri (Kabaharkam Polri) yang diserahterimakan kepada Irjen. Pol. Drs. Fajar Prihantoro yang sebelumnya sebagai Kapolda Aceh, Assissten Sumberdaya Manusia dari Irjen. Pol. Drs. Edy Sunarno diserah terimakan kepada Irjen. Pol. Drs. Prasetyo, S.H., M.M., M.Hum., Kepala Divisi Humas Polri dari Irjend. Pol. Drs. Iskandar Hasan, S.H., diserahterimakan kepada Irjen. Pol. Drs. Anton Bahrul Alam, S.H dan Kepala Detasemen 88/ Anti Teroro Polri dari Brigjend. Pol. Drs. Tito Karnavian diserahterimakan kepada Kombes Pol. Drs. Muhammad Saffei, S.H. Selanjutnya Kapolda Aceh dari Irjen. Pol. Drs. Fajar Prihantoro diserahterimakan kepada Irjend. Pol. Drs. Iskandar Hasan, S.H dan Kapolda Sulteng dari Brigjen. Pol. Drs. Muhammad Amin Saleh diserahterimakan kepada Kombes Pol. Drs. Dewa Parsana.



Acara serah terima jabatan tersebut disamping dihadiri oleh para pejabat utama di lingkungan Mabes Polri juga dihadiri oleh para perwira Polri yang berpangkat Komisaris Besar Polisi di lingkungan Mabes Polri dan seluruh Pejabat Kepala Biro Sumberdaya Manusia Polda seluruh Indonesia kurang lebih dua ratus perwira Polri.



Kapolri dalam acara ini menyampaikan sambutan beliau sebagai berikut :







ASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb.



SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN



YSH. - WAKAPOLRI



- PARA PEJABAT UTAMA MABES POLRI



- KETUA UMUM BHAYANGKARI DAN SELURUH ANGGOTA BHAYANGKARI



- PARA PERWIRA DAN HADIRIN SEKALIAN YANG BERBAHAGIA



PERTAMA - TAMA MARILAH KITA PANJATKAN PUJI SYUKUR KE HADIRAT TUHAN YANG MAHA ESA, ATAS LIMPAHAN RAHMAT DAN KARUNIA - NYA, PADA HARI INI KITA MASIH DIBERIKAN KESEHATAN DAN KESEMPATAN UNTUK MELAKSANAKAN UPACARA PELANTIKAN KABAHARKAM POLRI SERTA SERAH TERIMA JABATAN :



ASSDM KAPOLRI;

KADIV HUMAS POLRI;

KAPOLDA ACEH;

KAPOLDA SULTENG; DAN

KADENSUS 88 AT.

PADA KESEMPATAN YANG BAIK INI DAN MASIH DALAM SUASANA PERAYAAN NATAL, PERKENANKAN SAYA SELAKU PIMPINAN POLRI DAN JUGA ATAS NAMA PRIBADI DAN KELUARGA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL BAGI YANG MERAYAKANNYA DAN TIDAK LUPA SAYA JUGA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH ATAS DEDIKASI, KOMITMEN DAN LOYALITAS YANG DITUNJUKKAN OLEH SEGENAP JAJARAN ATAS PELAKSANAAN PENGAMANAN OPERASI LILIN TERUTAMA PADA TAHAP PERAYAAN NATAL TAHUN 2010 DAPAT BERLANGSUNG DENGAN AMAN DAN TERTIB. SEMOGA SITUASI YANG KONDUSIF INI TERUS TERJAGA HINGGA PENGAMANAN TAHUN BARU 2011 NANTI.



HADIRIN PESERTA UPACARA SEKALIAN YANG BERBAHAGIA,

SERAH TERIMA JABATAN YANG KITA LAKSANAKAN HARI INI MERUPAKAN KEBUTUHAN ORGANISASI DALAM RANGKA MENDINAMISIR DAN MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI, AGAR TETAP MAMPU MENAMPILKAN PERFORMANCE YANG OPTIMAL DALAM MENGHADAPI SETIAP TANTANGAN TUGAS DAN TUNTUTAN MASYARAKAT.



SERAH TERIMA JABATAN JUGA MERUPAKAN BAGIAN DARI PROSES PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANGKA REGENERASI UNTUK MENGISI BEBERAPA JABATAN STRATEGIS YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PENILAIAN, EVALUASI DAN ASSESSMENT SECARA SISTEMATIK DAN KOMPREHENSIF DENGAN TETAP MEMPERTIMBANGKAN ASPEK PROFESIONALITAS, KOMITMEN DAN INTEGRITAS TERHADAP ORGANISASI, SEBAGAI BENTUK IMPLEMENTASI DARI MERIT SYSTEM DALAM PEMBINAAN KARIER DILINGKUNGAN POLRI.



DENGAN DEMIKIAN MAKA DIHARAPKAN AKAN TERUS TERJAGA KONTINUITAS TERHADAP BERBAGAI PROGRAM YANG TELAH DICANANGKAN, KARENA PENGISIAN JABATAN DIISI OLEH PERSONIL YANG BETUL - BETUL MELALUI PROSES PERTIMBANGAN SEBAGAIMANA YANG DISEBUTKAN.



HAL INI PERLU SAYA SAMPAIKAN KARENA SOROTAN MASYARAKAT BEGITU KUAT TERHADAP TAMPILAN KINERJA POLRI BELAKANGAN INI, DAN UNTUK MENJAWAB SEMUA ITU TIADA LAIN HARUS DILAKUKAN MELALUI UPAYA DAN KERJA KERAS KITA SEKALIAN DENGAN MELAKUKAN INOVASI SERTA TEROBOSAN BERBAGAI PROGRAM YANG KEMANFAATANNYA DAPAT DIRASAKAN LANGSUNG OLEH MASYARAKAT.



HADIRIN PESERTA UPACARA SEKALIAN YANG BERBAHAGIA,



SELARAS DENGAN UPAYA PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DAN CLEAN GOVERNMENT MELALUI IMPLEMENTASI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI, MAKA POLRI JUGA TELAH MELAKUKAN PEMBENAHAN ORGANISASI MELALUI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI POLRI. BERBAGAI UPAYA TELAH DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KEPOLISIAN. SEJALAN DENGAN ITU TELAH DITETAPKAN PULA PROGRAM REVITALISASI POLRI MENUJU PELAYANAN PRIMA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI JAWABAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENCAPAIAN KINERJA POLRI.



KITA PATUT BERSYUKUR DENGAN DITANDA TANGANINYA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DILINGKUNGAN POLRI YANG MERUPAKAN BUAH DARI KERJA KERAS SEGENAP JAJARAN POLRI SELAMA INI. PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA DIBERLAKUKAN BERDASARKAN ATAS TINGKATAN PENCAPAIAN REFORMASI BIROKRASI DILINGKUNGAN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA PEMERINTAH. KONSEKUENSI DARI DITERIMANYA TUNJANGAN KINERJA TERSEBUT HARUS DIIMBANGI DENGAN PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN KEPOLISIAN YANG HARUS LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA.



SELAIN ITU PERLU SAYA SAMPAIKAN BAHWA PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2010 PRESIDEN TELAH MENYERAHKAN DIPA TAHUN 2011 KEPADA SELURUH KEMENTERIAN DAN LEMBAGA TERMASUK POLRI, YANG PERLU DI GARIS BAWAHI BAGI KITA SEKALIAN ADALAH PENEKANAN DARI PRESIDEN YANG MENGINGATKAN KEPADA PARA PEJABAT / KASATKER AGAR DALAM MENGGUNAKAN DIPA TERSEBUT SESUAI PERUNTUKKANNYA SERTA MELAKSANAKAN PROGRAM KERJA DAN MENGELOLA ANGGARAN TAHUN 2011 DENGAN LEBIH AKUNTABEL, PROFESIONAL, PROPORSIONAL, TRANSPARAN, EFEKTIF, DAN BERORIENTASI PADA HASIL (OUTPUT DAN OUTCOME) SERTA HINDARI ADANYA PENYALAHGUNAAN DAN PENYIMPANGAN.



DISAMPING ITU FAKTOR KETEPATAN WAKTU SANGAT MUTLAK UNTUK DIPERHATIKAN, AGAR TIDAK ADA ALASAN BAGI PARA KASATKER UNTUK TIDAK DAPAT MENJALANKAN PROGRAM SECARA TERENCANA DAN TERUKUR.



HADIRIN PESERTA UPACARA SEKALIAN YANG BERBAHAGIA,



SEBAGAIMANA KITA MAKLUMI BERSAMA, BAHWA TANGGUNGJAWAB ATAS SUATU JABATAN ADALAH AMANAH SEKALIGUS KEPERCAYAAN DIMANA DIDALAMNYA MENGANDUNG KONSEKUENSI YANG TIDAK RINGAN, SEHINGGA SETIAP PEJABAT POLRI DITUNTUT UNTUK DAPAT MENAMPILKAN KINERJA TERBAIK AGAR MAMPU MEMBAWA PERUBAHAN DI KESATUAN YANG DIPIMPIN KEARAH YANG LEBIH BAIK. SAYA YAKIN DAN PERCAYA HAL INI TENTUNYA TELAH DILAKSANAKAN OLEH PARA PEJABAT LAMA YANG TELAH MENYERAHKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JABATAN KEPADA PARA PEJABAT BARU.



OLEH KARENA ITU, PADA KESEMPATAN INI PERKENANKAN SAYA SECARA KHUSUS MENYAMPAIKAN UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN YANG SETINGGI – TINGGINYA KEPADA :



IRJEN POL. DRS. EDY SUNARNO, YANG TELAH MENYELESAIKAN TUGAS SEBAGAI ASSDM KAPOLRI DAN SEKALIGUS AKAN MENYELESAIKAN MASA PENGABDIAN DI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, MESKIPUN JENDERAL TELAH PURNA TUGAS NAMUN SAYA BERHARAP JENDERAL TETAP BERKENAN MEMBERIKAN SUMBANG SARAN SERTA PEMIKIRAN DALAM PEMBENAHAN ORGANISASI POLRI. PURNA TUGAS BUKAN MERUPAKAN AKHIR DARI PENGABDIAN, TETAPI HANYALAH TERMINAL MENUJU MEDAN PENGABDIAN YANG BARU.

UCAPAN SELAMAT DAN TERIMA KASIH JUGA SAYA SAMPAIKAN :



KEPADA IRJEN POL DRS. FAJAR PRIHANTORO, YANG TELAH MENYELESAIKAN TUGAS SELAKU KAPOLDA ACEH. PERAN JENDERAL SANGAT BESAR DALAM MENCIPTAKAN DAN MEMPERTAHANKAN KONDUSIFITAS KEAMANAN DI WILAYAH POLDA ACEH, KHUSUSNYA SEBAGAI WILAYAH YANG PERNAH MENGALAMI BENCANA DAN KONFLIK. SELANJUTNYA SELAMAT ATAS PROMOSI JABATAN JENDERAL SELAKU KABAHARKAM POLRI. PERAN DAN KIPRAH JENDERAL TENTUNYA SANGAT DIHARAPKAN DALAM RANGKA MEMAJUKAN DAN MEMBANGUN BAHARKAM POLRI AGAR MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS - TUGAS PEMELIHARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT MELALUI BERBAGAI TEROBOSAN YANG KREATIF DAN INOVATIF.



KEPADA IRJEN POL DRS. PRASETYO SH, MM, M.HUM, JENDERAL TELAH MENYELESAIKAN TUGAS SELAKU WAKABAHARKAM POLRI SELANJUTNYA AKAN MENGEMBAN AMANAH BARU SEBAGAI AS SDM KAPOLRI. SEGERA LANJUTKAN BERBAGAI INOVASI DAN LANGKAH – LANGKAH POSITIF YANG TELAH DILAKUKAN PEJABAT SEBELUMNYA, SERTA LAKUKAN INVENTARISASI DAN PENGKAJIAN SERTA PENGEMBANGAN TERHADAP BERBAGAI PROGRAM DALAM RANGKA MENINGKATKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK DI BIDANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA.KEPADA IRJEN POL DRS. ANTON BACHRUL ALAM, SH, JENDERAL TELAH MENYELESAIKAN TUGAS JABATAN SELAKU SAHLI KAPOLRI BIDANG SOSIAL EKONOMI, SELANJUTNYA MENDAPAT AMANAH SELAKU KADIVHUMAS POLRI. SEBAGAI KADIVHUMAS POLRI, JENDERAL DIHARAPKAN MEMBANGUN KEMITRAAN JAJARAN HUMAS POLRI DENGAN MEDIA MASSA DALAM RANGKA MENYAMPAIKAN BERBAGAI INFORMASI UNTUK MEMBANGUN CITRA POSITIF POLRI DIMATA MASYARAKAT.

KEPADA IRJEN POL DRS. ISKANDAR HASAN, JENDERAL TELAH MENYELESAIKAN TUGAS SELAKU KADIVHUMAS POLRI, PERAN JENDERAL SANGAT BESAR DALAM MENDORONG TERWUJUDNYA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PELAKSANAAN TUGAS POLRI MELALUI PEMBERITAAN DI MEDIA MASSA. SELANJUTNYA SAYA UCAPKAN SELAMAT ATAS JABATAN BARU SEBAGAI KAPOLDA ACEH.

KEPADA BRIGJEN POL. DRS. MUHAMMAD AMIN SALEH, JENDERAL TELAH MELAKSANAKAN TUGAS SELAKU KAPOLDA SULTENG DENGAN BAIK, SELANJUTNYA MENDAPATKAN AMANAH SEBAGAI WAKABAHARKAM POLRI. BEKAL DAN PENGALAMAN JENDERAL SELAMA MENJABAT SEBAGAI KAPOLDA KIRANYA DAPAT DIKEMBANGKAN DITEMPAT TUGAS YANG BARU.

KEPADA KOMBES POL DRS. DEWA PARSANA, SAYA UCAPKAN SELAMAT ATAS JABATAN BARU SEBAGAI KAPOLDA SULTENG, SAYA YAKIN DENGAN JABATAN SAUDARA SEBELUMNYA SELAKU WAKAPOLDA, TENTUNYA BERBAGAI KEARIFAN LOKAL, KAKERDA MAUPUN NETWORKING DENGAN BERBAGAI KOMPONEN MASYARAKAT TELAH TERBANGUN, SEHINGGA SAUDARA AKAN MAMPU MENJAGA KONDUSIFITAS WILAYAH DENGAN BAIK.

KEPADA BRIGJEN POL DRS. TITO KARNAVIAN, JENDERAL TELAH MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN BAIK DAN SUKSES SELAKU KADENSUS 88 AT MELALUI PENGUNGKAPAN BERBAGAI KASUS TEROR DI TANAH AIR, SELANJUTNYA SAYA UCAPKAN SELAMAT ATAS PROMOSI JABATAN YANG BARU SEBAGAI DEPUTI PENINDAKAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN, BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME (BNPT).

KEPADA KOMBES POL. DRS. MUHAMMAD SYAFII, SH, SAYA UCAPKAN SELAMAT ATAS JABATAN BARU SEBAGAI KADENSUS 88 AT. DENGAN BEKAL PENGALAMAN YANG SAUDARA MILIKI SAYA YAKIN SAUDARA AKAN DAPAT MENGEMBAN TUGAS INI DENGAN BAIK.

KIPRAH PENGABDIAN JENDERAL DAN KOMBES SELAMA INI, TENTUNYA SANGAT BERARTI BAGI PEMBANGUNAN POLRI DI MASA DEPAN. SAYA YAKIN BAHWA DENGAN PROFESIONALITAS, KOMPETENSI DAN PENGALAMAN PENUGASAN, SERTA DILANDASI OLEH KOMITMEN, TEKAD DAN INTEGRITAS MORAL YANG TINGGI, SAUDARA AKAN MAMPU MENGEMBAN AMANAH INI DENGAN SEBAIK – BAIKNYA.



UCAPAN TERIMA KASIH JUGA SAYA SAMPAIKAN KEPADA :



IBU EDY SUNARNO;

YANG TELAH MENDAMPINGI DAN MENDUKUNG SUAMI DENGAN PENUH KESETIAAN DAN KETULUSAN SEHINGGA DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS SELAMA INI DENGAN BAIK DAN SUKSES.



UCAPAN SELAMAT JUGA SAYA SAMPAIKAN KEPADA :



IBU FAJAR PRIHANTORO;

IBU PRASETYO; IBU ANTON BACHRUL ALAM;

IBU ISKANDAR HASAN;

IBU MUHAMMAD AMIN SALEH;

IBU DEWA PARSANA

IBU TITO KARNAVIAN; DAN

IBU MUHAMMAD SYAFI’I. ATAS PROMOSI JABATAN YANG TELAH DIPERCAYAKAN KEPADA SUAMI MASING - MASING. SAYA BERHARAP AGAR SENANTIASA MEMBERIKAN DUKUNGAN DAN KESETIAAN UNTUK MENDORONG PARA SUAMI AGAR DAPAT MENGUKIR PRESTASI YANG TERBAIK.



SEBELUM MENGAKHIRI SAMBUTAN INI, SAYA BERHARAP KEPADA SAUDARA – SAUDARA SEKALIAN UNTUK SEGERA MENYESUAIKAN DIRI DILINGKUNGAN TUGAS MASING – MASING. LANJUTKAN DAN KEMBANGKAN INOVASI DALAM PELAKSANAAN BERBAGAI PROGRAM SERTA LAKUKAN ANALISA DAN EVALUASI SECARA PERIODIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI PERMASALAHAN DAN HAMBATAN YANG ADA UNTUK DICARI SOLUSI PENYELESAIANNYA.



DEMIKIAN AMANAT SAYA, SEMOGA









ALLAH SWT, SENANTIASA MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN PETUNJUK - NYA KEPADA KITA SEKALIAN, DALAM MELANJUTKAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, BANGSA, DAN NEGARA.



SEKIAN DAN TERIMA KASIH



WASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb



JAKARTA, 29 DESEMBER 2010



KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA



Drs. TIMUR PRADOPO

JENDERAL POLISI

Rabu, 09 Maret 2011

PEMERIKSAAN QUALITAS SECARA ACAK

FINAL INSPEKSI SECARA ACAK/RANDOM - Bagaimana kualitas dikendalikan sebelum pengiriman?




Sebagian besar barang-barang konsumsi yang diekspor dari biaya rendah di Asia ke Eropa dan Amerika Serikat diperiksa secara acak. Misalnya, untuk perintah dari 8.000 buah, hanya 200 sampel yang dipilih untuk diperiksa. Bagaimana inspektur menarik kesimpulan yang valid setelah memeriksa beberapa potongan secara acak?



Berikut adalah cara kerjanya.



1. KOMUNIKASI DARI PERSYARATAN



Pembeli menggambarkan produknya: spesifikasi, dimensi, pelabelan, pengemasan ... Informasi yang lebih tepat, semakin Anda mengambil keuntungan dari pemeriksaan. Jika memungkinkan, sebuah sampel disetujui dapat dikirim untuk referensi Pemeriksa.



2. INSPECTOR AN PERGI KE PABRIK



Kapan? Setelah produksi semua selesai dan dikemas, dan sekitar 2 hari sebelum barang meninggalkan pabrik.



(Dalam kebanyakan kasus, satu inspektur cukup)



3. KUANTITAS VERIFIKASI



Para karton yang dihitung, untuk memeriksa apakah jumlah keseluruhan disajikan. Kemudian inspektur secara acak memilih beberapa karton, membuka mereka, dan cek isinya.



4. PEMILIHAN SAMPEL SECARA ACAK



Beberapa sampel diambil dari masing-masing karton, benar-benar secara acak. Inspektur mengikuti aturan statistik industri-standar untuk memastikan penemuannya berlaku.



5. KOSMETIK DAN PERIKSA pengerjaan



Sampel ini diperiksa secara menyeluruh untuk cacat visual. cacat adalah suatu ketidaksempurnaan pada produk (atau kemasannya). Aturan statistik memberikan jumlah maksimum untuk tiap jenis cacat. Jika ada cacat terlalu banyak, pemeriksaan gagal.



6. KESESUAIAN VERIFIKASI



Inspektur juga akan memeriksa apakah barang yang disajikan oleh pabrik sesuai dengan kebutuhan pembeli. Sebagai contoh, produk mungkin terlalu kecil, dalam warna yang salah, salah diberi label, atau kurang dilindungi.



7. PENGUJIAN DI PABRIK



Inspektur melakukan beberapa tes yang spesifik untuk produk, dengan peralatan pabrik. Pengujian bervariasi sesuai dengan sifat produk. Beberapa contoh: memeriksa jika ada kebocoran arus pada perangkat listrik; memeriksa jika perabot jatuh di atas mudah; memeriksa jika karton ekspor cukup kuat.



8. LAPORAN PERSIAPAN



Inspektur mengeluarkan laporan yang menggambarkan situasi dan menggambarkan dengan foto. Ini temuan dokumen tentang disajikan kuantitas, cacat visual, kesesuaian dengan persyaratan, dan tes-situs.



"Ini laporan saya. Anda memiliki info yang Anda butuhkan untuk mengambil keputusan (menerima atau menolak pengiriman). "

RANDOM QUALITY INSPECTIONS

FINAL RANDOM INSPECTIONS - How is quality controlled before shipment?




Most consumer goods exported from low-cost Asia to Europe and the USA are inspected randomly. For example, for an order of 8,000 pieces, only 200 samples are selected for inspection. How can an inspector draw valid conclusions after checking some pieces at random?



Here is how it works.



1. COMMUNICATION OF REQUIREMENTS



The purchaser describes his product: specifications, dimensions, labeling, packaging… The more precise the information, the more you take advantage of the inspection. If possible, an approved sample can be sent for the inspector’s reference.



2. AN INSPECTOR GOES TO THE FACTORY



When? After all production is finished and packed, and about 2 days before the goods leave the factory.



(In most cases, one inspector is enough)



3. QUANTITY VERIFICATION



The cartons are counted, to check if the whole quantity is presented. Then the inspector randomly selects a few cartons, opens them, and checks their content.



4. RANDOM SELECTION OF SAMPLES



Some samples are taken from each of these cartons, totally randomly. The inspector follows industry-standard statistical rules to ensure his findings are valid.



5. COSMETIC AND WORKMANSHIP CHECK



These samples are checked thoroughly for visual defects. A defect is an imperfection on the product (or its packaging). The statistical rules provide a maximum number for each type of defect. If there are too many defects, the inspection is failed.



6. CONFORMITY VERIFICATION



The inspector also checks if the goods presented by the factory correspond to the purchaser’s requirements. For example, the products might be too small, in the wrong color, incorrectly labeled, or insufficiently protected.



7. TESTING IN THE FACTORY



The inspector performs some tests that are specific to the product, with the factory’s equipment. Tests vary according to the nature of the products. A few examples: checking if there is current leakage on an electrical device; checking if a piece of furniture falls over easily; checking if the export carton is strong enough.



8. REPORT PREPARATION



The inspector issues a report that describes the situation and illustrates it with photos. It documents his findings about presented quantity, visual defects, conformity to requirements, and on-site tests.



“Here is my report. You have the info you need to take a decision(accept or refuse the shipment).”