Selasa, 20 Maret 2012

Diagram Tulang Ikan

Diagram Tulang Ikan














Diagram tulang ikan disebut juga sebagai diagram Ishikawa / fishbone diagram atau juga disebut diagram sebab akibat,,yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.Ditemukan oleh Prof. Kouru Ishikawa .
Penggunaan analisis sebab akibat :
-       Untuk mengenal sebab yang penting
-       Untuk memahami semua akibat dan penyebab
-       Untuk membandingkan prosedur kerja
-       Untuk menemukan pemecahan yang tepat
-       Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan
-       Untuk mengembangkan proses.

     Cara membuat diagram Tulang Ikan :
     
-       Tuliskan permasalahan pada kotak dikepala
-       Tuliskan kategori utama penyebab permasalahan pada tulang tulang ikan yang besar
-       Pada tulang tulang kecilnya digunakan untuk menuliskan akar permasalahan dengan menggunakan pertanyaan “mengapa” sebanyak 5 kali atau

-       Gunakan data yang ada kemudian tuliskan jawabannya pada tempat yang sesuai.Selesaikan satu persatu mencari akar masalah di suatu katagori,jangan pindah ke kategori lain sebelum sebab sebab yang lain dalam satu kategori digali dan diperoleh akar permasalahan.
-       Apabila dirasakan perlu maka diagram sebab akibat dapat berkembang sesuai kebutuhan.
-       Dalam menggunakan diagram sebab akibat sebaiknya pada waktu mencari sebab difokuskan dimana akibat itu terjadi.
-       Pilih 3 s/d 5 sebab dominan dari seluruh sebab yang ada yang letaknya pada tulang ikan terkecil.
-       Berilah tanda elips pada sebab dominan tersebut.

Beberapa hal pokok yang perlu diingat dalam membuat isi dari diagram tulang ikan adalah :
           
a.    Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus,dan semua anggota harus benar benar ikut terlibat didalam menganalisis penyebabnya.
b.    Harus didapatkan banyak ide penyebab
c.    Proses pelaksanaan mengeluarkan ide secara bebas berdasar.
d.    Tidak diperkenankan untuk mengkritik
e.    Penyebab harus terkumpul dulu sebelum seseorang mengambil tindakan pemecahan.Seringkali semua informasi ide ditulis pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk mempertimbangkan dalam waktu beberapa hari guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti yang terlintas dalam benak anggota gugus.
f.     Para anggota diminta untuk member tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan penting.

Beberapa pertanyaan yang bisa membantu dalam menyusun fishbone antara lain :

1.    Manusia :

-       Apakah sudah bekerja sesuai standard ?
-       Apakah sudah bekerja secara efisien ?
-       Apakah SDM nya sadar akan masalah ?
-       Apakah SDM nya bertanggung jawab ?
-       Apakah SDM nya cukup qualified ?
-       Apakah SDM nya sudah pada tugas yang tepat ?
-       Apakah SDM nya mau berubah kea rah perbaikan ?
-       Apakah SDM nya sehat ?
-       Apakah SDM nya mampu berkomunikasi baik dengan orang lain ?



2.    Machine :

-       Apakah mesin memenuhi persyaratan produksi ?
-       Apakah mesin memenuhi kemampuan proses ?
-       Apakah mesin di maintenance dengan baik ?
-       Apakah ada jadwal inspeksi mesin ?
-       Apakah proses sering terhenti karena masalah peralatan ?
-       Apakah hasil mesin sesuai standard proses ?
-       Apakah mesin menimbulkan bising diluar kewajaran ?
-       Apakah ergonomic mesin sudah terpenuhi ?
-       Apakah jumlah mesin mencukupi untuk produksi ?
-       Apakah mesin dalam tatanan kerja yang baik ?

3.    Material :

-       Apakah ada kesalahan dalam volume material ?
-       Apakah ada kesalahan pada spesifikasi material ?
-       Apakah ada kesalahan pada merk material ?
-       Apakah ada ketidak murnian dalam pencampuran ?
-       Apakah persediaan material mencukupi ?
-       Apakah ada material yang terbuang ?
-       Apakah penanganan material tepat ?
-       Apakah ada proses kerja yang ditinggalkan ?
-       Apakah standard kualitas memadai ?

4.    Metode operasional :

-       Apakah standar kerjanya memadai ?
-       Apakah standar kerja ditingkatkan ?
-       Apakah tersedia metode kerja yang aman ?
-       Apakah metode tersebut dapat memastikan hasil produk baik menjadi baik ?
-       Apakah metode kerjanya efisien ?
-       Apakah potongan kerjanya memadai ?
-       Apakah suhu dan kelembabannya memadai ?
-       Apakah cara setting kerjanya memadai ?
-       Apakah pencahayaan dan ventilasinya memadai ?
-       Apakah ada prosedur yang pas antara proses sebelum dan proses sesudahnya ?





Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised  the ‘internal customer’   kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas”  (quality control seven tools).

Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram. Kenapa Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan”?…..ya memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain (kemungkinan) terdiri dari : material/bahan baku, mesin, manusia dan metode/cara. Semua yang berhubungan dengan material, mesin, manusia, dan metode yang “saat ini” dituliskan dan dianalisa faktor mana yang terindikasi “menyimpang” dan berpotensi terjadi problem. Ingat,..ketika sudah ditemukan satu atau beberapa “penyebab” jangan puas sampai di situ, karena ada kemungkinan masih ada akar penyebab di dalamnya yang “tersembunyi”. Bahasa gaulnya, jangan hanya melihat yang gampang dan nampak di luar. Ishikawa mengajarkan kita untuk melihat “ke dalam” dengan bertanya mengapa?… mengapa?… dan mengapa?”. Hanya dengan bertanya “mengapa” beberapa kali kita mampu menemukan akar permasalahan yang sesungguhnya.
Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
 
Kaoru Ishikawa ilmuwan yang banyak menyumbangkan pemikiran di bidang manajemen kualitas ini lahir pada tahun 1915 di Tokyo, Jepang. Alumni teknik kimia Universitas Tokyo ini ingin merubah konsep pemikiran manusia tentang bekerja. Ishikawa mengurai secara rinci prinsip plan-do-check-act W.Edward Deming, sang kreator P-D-C-A menjadi;
                1. Plan-P
                                >> Tentukan gol dan target
                                >> Tentukan cara/metode mencapai gol
                2. Do-D
                                >> Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan
                                >> Implementasi pekerjaan
                3. Check-C
                                >> Cek akibat dari implementasi
                4. Act-A
                                >> Mengambil tindakan yang sesuai





Fishbone Diagram
Diagram ini merupakan salah satu tool pada DMAIC, beberapa kalangan membuat fishbone diagram ini pada step Analysis. Fishbone diagram atau yang saya sebut sebagai Diagram tulang ikan adalah alat yang menampilkan cara sistematis dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang membuat atau berkontribusi pada efek tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya Fishbone diagram disebut juga sebagai cause-and-effect diagram. Secara umum gambar diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan, seperti yang saya sapu itu.


Adalah Dr Kaoru Ishikawa, seorang ahli statistik Quality Control dari Jepang yang  menemukan Fishbone diagram, oleh sebab itu diagram ini bisa disebut juga dengan Ishikawa Diagram.
Apapun nama yang dipilih boleh-boleh saja, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa diagram ini untuk membantu tim dalam mengkategorikan dari banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu dalam cara yang tertib dan dalam mengidentifikasi akar penyebab. Diagram ini memiliki kelebihan dalam menampung kategori yang muncul. Pada umumnya masing-masing orang di dalam tim ingin memberikan kontribusi tentang apa yang harus dilakukan mengenai suatu masalah, diagam ini dapat membantu mengeksplorasi secara lebih menyeluruh dari masalah-masalah dan di belakang masalah yang akan mengarah pada solusi yang lebih kuat.
Berikut manfaat yang didapat dari penggunaan Fishbone diagram
- untuk mempelajari masalah / issue dan menentukan akar penyebabnya
- Menemukan semua kemungkinan alasan mengapa suatu proses mulai mengalami kesulitan, masalah, bahkan kegagalan
- mengidentifikasi area dalam pengumpulan data
- Mengetahui mengapa sebuah proses tidak bekerja dengan baik atau memproduksi hasil yang diinginkan
Bagaimana membuat sebuah Fishbone diagram?
Langkah-langkah yang diambil sebagai berikut
1. Menggambar diagram tulang ikan
2. Masalah / isu yang akan dianalisis berada pada “kepala ikan”.
3. Labeli masing-masing “tulang” dari dengan kategori utama. Untuk kategori utama umumnya yang digunakan adalah:

4M (Used in manufacturing)
- Machine (Equipment)
- Method (Process/Inspection)
- Material (Raw,Consumables etc.)
- Man power
8P (Used in service industry)
- Product
- Price
- Place/Plant
- Promotion
- People
- Process
- Physical Evidence
- Productivity & Quality
4S (Used in service industry)
- Surroundings
- Suppliers
- Systems
- Skills
M tambahan (optional)
- Mother Nature (Environment)
- Man Power (physical work)
- Mind Power (Brain Work): Kaizens, Suggestions
- Measurement (Inspection)
- Maintenance
- Money Power
- Management
Catatan: Kategori di atas tidak mengikat harus itu, kalau punya ide yang lebih baik silakan dicoba sendiri untuk mempermudah analisis penyebab yang ada.
4. Melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam setiap kategori yang mungkin mempengaruhi masalah atau efek yang sedang dipelajari. Setiap anggota tim harus bertanya dengan “why” terhadap salah satu kategori.
5. Ulangi prosedur ini dengan setiap faktor di bawah kategori untuk menghasilkan sub-faktor. Terus bertanya, “Mengapa ini terjadi?” dan meletakkan segmen tambahan setiap faktor dan kemudian di bawah setiap sub-faktor.
6.Lanjutkan sampai tidak lagi mendapatkan informasi yang lain ketika bertanya, “Mengapa itu terjadi?”

7. Menganalisis hasil fishbone setelah tim setuju bahwa jumlah yang didapat telah memadai di bawah setiap kategori utama. Kemudian analisis dilanjutkan dengan mencari item-item yang muncul di lebih dari satu kategori. Item inilah yang menjadi “kemungkinan besar penyebab”.
8. Bagi item-item yang diidentifikasi sebagai “kemungkinan besar penyebab”, tim kemudian menentukan kesepakatan item-item mana yang menjadi urutan prioritas pengerjaan untuk analisis penghitungan.

Tidak ada komentar: