Pada banyak kesempatan Nabi justru lebih banyak menekankan pada membatasi poligami, ( yg pada jaman itu lumrah seorang raja beristri 40 orang dan saat itu dalam tradisi feodal Arab abd 7 masehi nilai sosial seorang perempuan dan janda sangat rendah sehingga seorang laki laki dapat beristri sebanyak mereka suka), Rasul mengkritik perilaku sewenang wenang dan mengharuskan berlaku adil pada poligami. Dalam sebuah ungkapan dinyatakan "Barang siapa yg mengawini dua perempuan sedangkan ia tidak bisa berbuat adil pada keduanya. Maka pada hari akhirat nanti separuh tubuhnya akan lepas dan terputus" (Jami' al-Ushul juz XII. 168 nomor hadis 9049).
Juga dengan melihat pernyataan dan sikap nabi yang sangat tegas menolak poligami Ali bin Abu Thalib RA. Anehnya teks hadist ini jarang dimunculkan. Padahal teks ini diriwayatkan para ulama hadis terkemuka : Bukhari Muslim, Turmudzi dan Ibn Majah.
Nabi SAW marah besar letika mendengar putri beliau Fatimah binti Muhammad SAW, akan dipoligami Ali bin Abu Thalib RA. Ketika mendengar rencana itu rasul pun langsung masuk masjid dan naik mimbar lalu berseru "Beberapa keluarga Bani Hasjim bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abu Thalib RA. Ketahuilah aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan kecuali Ali bin Abu Thalib menceraikan putriku, kupersilahkan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku; apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga". (Jami' al-Ushul, JuZ XII, 162 nomor hadis 9026. )
Sama dengan Rasul yang berbicara tentang Fatimah hampir tiap orang tua tidak rela jika putrinya di madu. Dan Ali bin Abu Thalib sendiri tetap bermonogami sampai Fatimah RA wafat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar