Thypus abdominalis adalah infeksi berat pada usus, yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan bahan mineral dalam jumlah banyak.
Thypus abdominalis disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau sejenis bakteri lain yang hampir sejenis. Penularannya bisa melalui kontak antar manusia atau melalui makanan yang masuk ke dalam tubuh seperti susu, dan air minum yang tidak bersih.
Masa inkubasi
Selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit (masa inkubasi) bergantung dari banyaknya bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Masa inkubasi tersebut berkisar antara 3-60 hari, dengan rata-rata 10 hari.
Gejala Typhus
Gejala typhus antara lain meningkatnya suhu tubuh pada awal minggu pertama disertai lemahnya tubuh, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan kesulitan buang air besar. Pada minggu kedua dan ketiga penderita akan mengalami demam tinggi hingga 40°C, pusing, lesu tak bergairah, pembengkakan pada hati dan limpa serta denyut nadi yang makin lemah dan perut kembung.
Pada akhir minggu kedua nampak warna merah pada tubuh. Umumnya, awal minggu ketiga ditandai dengan diare mirip bubur, yang diiringi perdarahan usus dan luka pada usus. Pada saat ini dapat pula typhus menjalar ke organ tubuh lain terutama hati, saluran empedu dan tulang.
Pengobatan
Pengobatan typhus adalah dengan pemberian antibiotik yang mengandung Chloramphenicol dan Ampicillin dan perawatan yang intensif meliputi konsumsi asupan yang lunak-lunak (bubur). Mengatur imbangan (balance) cairan dalam tubuh, pengamatan siklus tubuh dan penghindaran luka pada tubuh.
Resiko berkepanjangan
Setelah penderita melaui proses penyembuhan, bakteri Salmonella mungkin tersisa pada saluran limpa. Bagi sebagian penderita hal ini dapat mengakibatkan resiko infeksi yang berkelanjutan. Untuk itu, setiap penderita Thypus abdominalis dianjurkan menjalani pengobatan dengan baik dan menyeluruh.
Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya infeksi typhus bisa dilakukan imunisasi oral. Sebetulnya tidak benar-benar aman, tapi sedikitnya bisa mempengaruhi tingkat penularan penyakit. Imunisasi ini umumnya diberikan kepada mereka yang akan berlibur dan rentan terhadap negara tujuan wisata yang kebersihannya belum terjamin.
Penulis: dr. Nurbayati
Di dunia kedokteran, penyakit typhus dikenal juga dengan nama thypus abdominallis. Typhus abdominallis merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Typhus merupakan salah satu bentuk salmonellosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Salmonella. Inkubasi kuman penyebab typhus dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhosa. Kuman ini masuk melalui mulut terus ke lambung lalu ke usus halus. Di usus halus, bakteri ini memperbanyak diri lalu dilepaskan kedalam darah, akibatnya terjadi panas tinggi.
Penyakit typhus abdominallis sangat cepat penularanya yaitu melalui kontak dengan seseorang yang menderita penyakit typhus, kurangnya kebersihan pada minuman dan makanan, susu dan tempat susu yang kurang kebersihannya menjadi tempat untuk pembiakan bakteri salmonella, pembuangan kotoran yang tak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit typhus.
Gejala yang sering timbul pada penyakit typhus adalah :
•Demam dengan panas yang makin lama makin tinggi, gejala ini biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga selam 7-10 hari dan baru turun perlahan-lahan pada minggu keempat.•Selama demam tinggi penderita biasanya sering mengigau, dan ingatannya menurun atau tidak dapat berfikir secara jelas.•Hilangnya nafsu makan, sehingga menyebabkan badan terasa lemas dan berat badan berkurang.•Otot terasa nyeri•Buang air besar tidak teratur, sembelit dan diare.•Sakit kepala yang hebat, menggigil dan keluar keringat dingin.•Mual, muntah-muntah, dan perut terasa sakit.•Batuk dan perdangan pada cabang tenggorokan.•Timbul beberapa bercak kecil berwarna merah dadu di daerah dada dan perut.Gangguan pada alat-alat lain didalam tubuh adalah radang hati, radang tulang, radang persendian, serta gangguan kejiwaan. Paling berbahaya kalau terjadi kebocoran usus atau luka yang sebelumnya didahului pengeluaran darah dari lubang pelepasan. Kalau terjadi kebocoran usus maka harus dilakukan tindakan oprasi.
Untuk penderita typhus haruslah dirawat dengan baik agar panas yang tinggi dapat turun dengan cepat. Untuk pertolongan pertama menurunkan panas yaitu dengan kain basah yang dingin (memakai es). Berikanlah makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti : sop, sari buah, dan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Kalau panasnya masih tinggi berikanlah obat antibiotik atau tumbuh-tumbuhan obat yang mempunyai efek antipiretik.
Lingkungan kita masih belum terbebas dari kuman-kuman penyakit, antara lain dari kelompok salmonella ini. Hal ini disebabkan kebersihan lingkungan belum baik, dimulai dari pembuangan sampah rumah tangga yang sembarangan, dan selokan air yang mampet. Kuman salmonella typhi dapat tahan hidup di air, ditanah kering dan tempat pembuangan sampah selama dua minggu. Dari sinilah mereka menyebar kemanusia, untuk menghindari diri dari tertularnya penyakit typhus, sebaiknya lingkungan harus selalu tetap bersih, baik itu kebiasaan makan, minum, dan buang air besar. Banyak waktu yang akan terbuang hanya karena kita kurang bersih cara hidupnya, usahakan untuk tetap bersih dimanapun kita berada, dengan demikian, penyakit typhus dapat dijauhkan dari diri pribadi, sebab kalau mengidap penyakit typhus paling sedikit tiga sampai empat minggu harus dirawat dirumah sakit dan sesudahnya dua sampai empat minggu istirahat dirumah. Untuk menghindari penularannya yaitu dengan menempatkan penderita pada tempat yang khusus.
Berikut adalah formula tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu pengobatan penyakit typhus yaitu :
Resep 1
30 gram patikan kebo segar + 30 gram pegagan segar, dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc air, kemudian airnya diminum 2-3 kali sehari.
Resep 2
10-15 gram sambiloto direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc air, tambahkan madu secukupnya, kemudian airnya diminum 2 kali sehari.
Resep 3
75 gram jali (direndam dahulu hingga lembut) + 75 gram kacang ijo, dan gula merah secukupnya, direbus dengan air secukupnya hingga lembut menjadi bubur, kemudian dimakan.
Resep 4
100 gram umbi bidara upas segar + 20 gram kunyit, dicuci bersih lalu diblender dengan menambahkan 100 cc air hangat, atau diparut dan diperas airnya, lalu diminum.
Catatan :
- Pilih salah satu resep tersebut dan lakukan secara teratur 2 kali sehari.
- Tetap konsultasi kedokter.
Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi typus yaitu :
•30 gram sambiloto segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring + 1 sendok makan madu, diminum hangat-hangat. Lakukan sehari 2 kali.•Konsumsi 75 gram jali (direndam dahulu hingga lembut) + 75 gram kacang hijau (direndam dahulu hingga lembut) + gula merah secukupnya, direbus dengan air secukupnya hingga matang lalu dimakan.Catatan : jali dapat dibeli di pasar swalayan atau toko obat Tionghoa. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah. Tetap konsultasi ke dokter..
Gangguan pencernaan lain yang sering timbul pada musim pancaroba adalah demam tifoid atau penyakit tifus abdominalis. Merupakan suatu penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteria. Penyakit ini dapat terjadi melalui pengkonsumsian makanan dan minuman yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhosa.
Penyakit typhus abdominalis sangat cepat penularannya, yaitu melalui kontak dengan seseorang atau hewan yang terinfeksi. Pembuangan air kotoran yang tidak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit ini.
Tanda atau gejala penyakit tifus diawali dengan demam panas yang makin lama makin tinggi , selama panas tinggi penderita sering mengigau. Selain itu kepala terasa sakit, menggigil, berkeringat, letih, lemah, tidak nafsu makan dan berat badan berkurang, peradangan pada cabang tenggorokan, mual, muntah-muntah dan sakit perut yang mendadak.
Untuk perawatannya diusahakan untuk menurunkan panasnya dengan obat yang mempunyai efek antibiotik dan antipiretik. Istirahat di tempat tidur sampai semua tanda penyakit hilang. Makan makanan yang mengandung banyak cairan seperti sop, bubur cair dan lain-lain.
Trims to: Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma
Penyakit Typhus atau Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
Menurut keterangan dr. Arlin Algerina, SpA, dari RS Internasional Bintaro, Di Indonesia, diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
Cara Penularan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1.Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2.Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3.Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4.Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5.Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1.Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2.Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.
3.Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
Komplikasi Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Komplikasi yang sering dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
1.Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2.Tidak mengandung banyak serat.
3.Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4.Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Untuk kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.
Pencegahan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Pencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
Demam typhoid (typhoid fever) atau yang lebih dikenal dengan penyakit tifus/typhus ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella typhi. Selain oleh Salmonella typhi, demam typhoid juga bisa disebabkan oleh Salmonella paratyphi namun gejalanya jauh lebih ringan. Kuman ini umumnya terdapat dalam air atau makanan yang ditularkan oleh orang yang terinfeksi kuman tersebut sebelumnya. Lebih dari 13 juta orang terinfeksi kuman ini di seluruh dunia dan 500.000 diantaranya meninggal dunia. Setiap tahun penderita tifus di daerah perkotaan di Indonesia mencapai angka 700-800 kasus per 100.000 penduduk.
Gejala
Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini :
* demam tinggi dari 39° - 40 °C yang meningkat secara perlahan
* tubuh menggigil
* denyut jantung lemah (bradycardia)
* badan lemah ("weakness")
* nyeri nyeri pada seluruh tubuh.
* sakit kepala yang luar biasa
* kehilangan nafsu makan
* mual/muntah
* sakit perut
* diare
* pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")
Penularan
Kuman typhoid masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang kita konsumsi. Seorang penderita typhoid dapat mencemari air di sekitarnya melalui kotoran yang penuh dengan kuman typhoid. Air yang tercemar ini bila digunakan untuk mengolah makanan maka makanan pun akan ikut tercemar terutama makanan yang tidak dimasak dengan baik. Setelah memakan makanan yang terkontaminasi, kuman typhoid selanjutnya masuk ke dalam usus halus lalu ke pembuluh darah. Di dalam pembuluh darah, kuman typhoid dibawa oleh sel darah putih menuju hati, limpa dan sumsum tulang. Kuman selanjutnya bertambah banyak pada organ organ ini lalu kembali ke pembuluh darah. Saat inilah penderita typhoid akan merasakan gejala demam. Berikutnya kuman akan memasuki kandung empedu lalu jaringan getah bening usus. Disini kuman akan berkembang biak semakin banyak. Lalu kuman juga akan menembus dinding usus dan bercampur dengan kotoran. Nah, selain dari pemeriksaan darah, demam typhoid juga dapat dipastikan dengan pemeriksaan kotoran.
Tidak semua penderita typhoid mengalami gejala yang kasat mata, banyak diantaranya yang walaupun terinfeksi tetapi tidak merasakan apa apa. Mereka inilah yang berbahaya sebab mereka dapat menulari orang lain sementara karena tidak merasakan sakit, mereka enggan untuk ke dokter berobat. Orang orang seperti ini dikenal dengan nama carier.
Diagnosis
Diagnosis pada minggu pertama dengan Test Widal, yang merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tifus. Test widal adalah suatu pemeriksaan serologi yang berarti bahwa hasil uji widal positif menunjukkan adanya zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella. Uji widal positif menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe tertentu. Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid, tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan penyakit tifus; uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang diagnosis. Sebaliknya, seorang tanpa gejala, dengan uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.
Pengobatan
Masa inkubasi penyakit ini antara 1-2 minggu dan lamanya penyakit dapat mencapai 6 minggu. Untuk pertolongan pertama menurunkan panas yaitu dengan mengkompres dengan air dingin (bukan air es). Demam typhoid diobati dengan antibiotika yang dapat membunuh kuman Salmonella (ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin). Kematian umumnya disebabkan oleh komplikasi typhoid antara lain radang paru paru, perdarahan usus, dan kebocoran usus. Dengan antibiotika yang tepat, angka kematian dapat ditekan menjadi sekitar 1 sampai 2%. Dengan pengobatan yang pas, lamanya penyakit pun dapat ditekan menjadi sekitar seminggu.
Jika tidak ada komplikasi maka penyembuhan akan terjadi pada minggu ke 3 dan 4. Sekitar 10% pasien yang sudah dinyatakan sembuh akan mengalami kekambuhan setelah dua sampai tiga minggu kemudian. Penyebab dari kekambuhan ini belum dapat dipastikan namun hal ini terjadi umumnya pada pasien yang mendapat pengobatan antibiotika. Vaksin untuk demam tifoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin).
Pencegahan
- Jangan minum air yang belum dimasak/belum matang
- Selektif terhadap jajanan di pinggir jalan
- Menjaga kebersihan peralatan makan
- Menjaga daya tahan tubuh agar selalu fit dengan makanan, gizi seimbang, istirahat yang cukup, olah raga, rileks (tidak stress/tegang)
- Buang air besar sebaiknya pada tempatnya jangan dikali atau sungai untuk menghindari penyebaran kuman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Pak, mw tnya.. Sy kmaren mnderita kepala sbelah yg smp telinga tu ky bumpet, parahnya lg kpala pusing bgt tp g demam smp muntah.. Saat periksa lab. Smua normal kcuali widal O 1/600, dan H 1/1600.. Tipes bukan ya..
jelas bukan!!! hasilnya kalau > 1/200 itu positif, lebih baik memeriksakannya ke dokter. sebab kalau sudah demam dan muntah adalah efek dari proses yang sakit....
Your website is really inspiring for me to achieve success, keep the spirit.
Cara Memilih Obat Tipes Paling Mujarab dan Aman
Posting Komentar