(Bulan Sya'ban Oleh DR. Amir Faishol Fath)
"Formulasi yang dibuktikan dengan tindakan dari manusia terkasih Muhammad SAW dan berlaku universal sampai saat ini dan ribuan tahun kedepan" - Arief Suryadi
Bulan Sya’ban secara urutan bulan hijriah jatuh
sebelum bulan Ramadhan. Dalam riwayat Imam Bukhari, Aisyah ra.
menceritakan, bahwa Rasulullah saw. selalu memperbanyak puasa di bulan
Sya’ban? Bahkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa tidak ada bulan
melebihi bulan Sya’ban di dalamnya Rasulullah saw. berpuasa. Dalam
hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw. berpuasa mayoritas hari-hari
bulan Sya’ban. Mengapa?
Ada beberapa rahasia di antaranya:
Pertama, puasa adalah kebutuhan fitrah manusia. Karena itu Allah
mewajibkan hamba-hamba- Nya berpuasa. Dalam surah Al Baqarah 183 Allah
swt. menyebutkan bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada umat
manusia tertentu tetapi juga kepada umat manusia terdahulu. Ini
menunjukkan bahwa puasa merupakan ibadah yang tidak bisa tidak harus
dilakukan. Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa dengan puasa
pencernaan seseorang akan istirahat dari rasa lelah yang sekian lama
terus menerus digunakan untuk mengolah makanan. Maka semakin sering
seseorang berpuasa ia akan semakin sehat. Sebab kemungkinan timbulnya
penyakit yang seringkali disebabkan oleh makanan akan tercegah secara
otomatis ketika ia berpuasa.
Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya puasa bagi
orang-orang beriman. Jadi pengertian ayat: kutiba alaikumush shiyaam
itu maksudnya untuk bulan Ramadhan. Karena itu dalam sebuah hadits
Nabi menegaskan bahwa di bulan Ramadhan diwajibkan atas orang-orang
beriman berpuasa. Adalah suatu persiapan yang sangat strategis ketika
Rasulullah selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Ibarat sebuah
turnamen, bulan Ramadhan adalah ajang perlombaan beramal saleh,
cerminan ayat: “fastabiqul khairaat (berlomba-lombalah dalam
kebaikan)” Al Baqarah:148. Karena itu sebelum masuk Ramadhan hendaklah
melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu dengan memperbanyak
puasa di bulan Sya’ban. Kita semua tahu bahwa para peserta turnamen
pasti melakukan persiapan sebulan dua bulan sebelumnya. Itulah rahasia
mengapa Rasulullah saw. memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Agar
tidak loyo selama bulan Ramadhan. Agar lebih maksimal melaksanakan
ibadah-ibadah Ramadhan yang semuanya saling melengkapi untuk
mengantarkan kepada ketakwaan.
Ketiga, ibadah puasa adalah ibadah menahan nafsu. Suatu perjuangan
yang senantiasa harus dilakukan oleh orang-orang beriman. Dalam surah
An Nazi’at:40 Allah swt. menjelaskan bahwa jalan ke surga adalah
dengan upaya terus-menerus membangun rasa takut kepada Allah dan
menahan nafsu. Mengapa? Sebab Setan berkerja terus menerus, siang dan
malam untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa. Kerja keras
setan ini tidak bisa tidak menuntut kita untuk bekerja keras juga guna
mengimbanginya. Orang yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, tentu
akan selalu waspada dari godaan setan. Caranya dengan banyak berpuasa.
Semakin sering berpuasa, semakin sempit jalan-jalan setan untuk
menggoda. Sebab dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa setan seringkali
masuk melalui makanan. Maka semakin banyak makan, semakin mudah digoda
setan. Karenanya orang yang kekenyangan akan selalu malas beribadah.
Keempat, Rasulullah saw. adalah contoh pribadi berakhlak mulia. Allah
berfirman: “Wainnaka la’alaa khuluqin adhiim (Dan sesungguhnya kamu
(Muhammad) benar-benar mempunyai akhlaq yang agung)” Al Qalam:4. Maka
setiap yang dicontohkan Rasulullah saw. pasti baik untuk kemanusiaan
di dunia maupun di akhirat. Tidak ada perbuatan yang dilakukan
Rasulullah saw. kecuali membawa manfaat bagi kehiduapan manusia jika
diikuti. Dan bila kita teliti secara seksama, menejemen modern yang
mengantarkan munculnya negara-negara maju dan perusahaan-perusaha an
bisnis kelas dunia, di dalamnya akan kita temukan nilai-nilai
universal yang pada dasarnya itu adalah bagian dari ajaran Islam yang
dibawa Rasulullah saw. Maka dengan memperbanyak puasa di bulan
Sya’ban, itu sungguh sangat baik dan bermanfaat, tidak saja di dunia
tetapi juga di akhirat.
Kelima, adapun mengenai amalan di pertengahan bulan Sya’ban (nisfu
Sya’ban), sekalipun ada sebagian hadits yang dianggap hasan oleh para
ulama hadits, tetapi terpenting sebenarnya adalah memperbanyak puasa
selama bulan Sya’ban, bukan mengkhususkannya pada pertengahan saja.
Imam An Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin Zaid tentang
rahasia memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, Nabi bersabda: “Bulan
Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan oleh banyak orang, karena
itu terjepit antara Rajab dan Ramadhan. Padahal ia adalah bulan di
angkatnya amal manusia, maka aku suka ketika amalku diangkat aku
sedang berpuasa.” Wallahu a’lam bish shawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar