Jumat, 09 Juli 2010

Rahasia bagaimana mendapatkan Solusi problem hidup

Hal yang umum terjadi ketika seseorang mencari pencerahan atau ingin


mengembangkan diri adalah...dia akan membaca banyak buku, ikut

berbagai seminar bahkan terapi, tapi yang terjadi ternyata hidupnya

tetap begitu-begitu juga. Sehari semangat, besoknya sudah lesu lagi,

putus asa lagi. Hari ini bersyukur, besoknya sudah mengeluh lagi,

seolah semua hasil pembelajarannya menguap begitu saja.



Saya ingat ketika dulu sering tanya sana-sini hanya untuk mencari

solusi dari permasalahan yang saya hadapi, padahal sudah begitu banyak

buku yang saya baca, ilmu pengembangan diri yang saya pelajari, bahkan

sudah ikut berbagai macam terapi. Tapi saya merasa belum menemukan

titik solusi, merasa ada missing link yang belum saya dapatkan. Tiap

hari dilewati dengan rasa frustasi, hutang lagi hutang lagi, duit lagi

duit lagi. Teruuuus berputar dalam lingkaran setan, pola masalah yang

berulang.



Akhirnya saya tanya lagi tanya lagi pada orang-orang yang saya

percayai bisa membantu saya. Tapi yang terjadi adalah, mereka mulai

merasa kesal dan terganggu. Sampai ada yang marah karena kok saya ga

berubah-berubah juga, mereka bosan dan muak dengan keluhan-keluhan

saya, karena yang saya tanya adalah itu lagi itu lagi. Orang-orang

yang tadinya sabar pun akhirnya mulai eneg ketika tiap saat saya

hubungi mereka untuk menanyakan hal yang sebenarnya saya sudah tahu

jawabannya itu itu juga :)



Akhirnya saya merasa sendirian karena tak ada lagi teman yang mau

mendengarkan. Tapi disaat itulah saya mulai menyadari bahwa kehidupan

adalah tanggungjawab kita sendiri, bukan orang lain. Kita memang

mahluk sosial yang saling membutuhkan, kita seringkali butuh saran

dari orang lain, butuh pencerahan dari orang lain, tapi pada akhirnya

hanya kita sendiri yang bisa menyelesaikan urusan kita, karena kita

dianugerahi Tuhan kemampuan untuk itu meskipun secara logika tampak

mustahil. Tapi tak ada yang mustahil untuk Tuhan. Bukankah Tuhan tak

akan menguji kita melebihi kemampuan? :)



Karena itu dalam pengembangan diri ataupun penyelesaian masalah hidup,

kita tidak bisa selalu tergantung pada seorang terapis, tidak bisa

selalu tergantung pada sosok seorang motivator, tergantung pada figur

seorang Kiyai, pendeta, atau siapapun mereka yang kita anggap sebagai

inspirasi dalam hidup kita. Tidak setiap saat mereka bisa menemani dan

mengajari kita. Ibarat orang yang belajar menyetir mobil, tidak

mungkin dia terus-terusan ditemani oleh sang pelatih. Ada saatnya

ketika kita harus dilepas untuk merasakan sendiri dan mempraktekkan

apa-apa yang sudah kita pelajari.



Satu hal yang perlu kita sadari bahwa ketika kita bertanya-tanya lagi

dan jawabannya itu itu lagi, sebenarnya kita bukan mencari solusi,

tapi "mencari perhatian", karena kita sedang butuh perhatian. Karena

kita akan merasa aman, merasa nyaman dan merasa terlindungi ketika

mendapatkan nasehat dari figur yang kita percayai. Tapi sayangnya

banyak orang yang walaupun sudah mendapat jawaban tentang apa yang

harus dilakukan, tetap tidak dipraktekkan. Atau kalaupun dipraktekkan

hanya mood-mood-an, atau cuma melakukannya sebentar tapi merasa sudah

lama/sering melakukannya, dan mulai mengatakan "Saya sudah melakukan

metode ini tapi kok ga berhasil, tetap gelisah, tetap cemas, dsb,

dsb..."



Ketika anda merasa "sudah melakukan" atau "sudah mempraktekkan" tapi

tak juga berhasil, maka pertanyaannya adalah, "Sudah berapa kali?

Sekali? Dua kali? Lalu berhenti karena tak ada apapun yang terjadi?"

:)



Ketika kita sibuk dengan fokus pada pencarian, maka yang akan kita

temukan adalah pencarian yang terus menerus tanpa ujung, pindah dari

satu buku ke buku lain, pindah dari satu metode ke metode lain.

Teruuus sampai akhirnya pusing sendiri karena jawaban yang kita

dapatkan kok itu lagi itu lagi. Tentu saja jawabannya pun itu-itu juga

karena masalah di dunia ini hanya itu-itu saja, dan penyelesaiannya

pun sudah pasti itu itu juga. Masalahnya, sering kita tidak menyadari

fokus kita kebanyakan adalah pada "pencarian" yang seringkali

dilakukan di luar diri, padahal jawabannya sudah ada dalam diri kita

sendiri.



Lain halnya ketika kita berfokus pada jawaban, maka jawabanlah yang

akan kita dapatkan. Dan ketika jawaban itu kita temukan walaupun masih

belum memuaskan, maka langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan

adalah menyadari, dan memasuki diri untuk menyelami serta memahami

makna dari jawaban-jawaban yang kita temui. Kemudian...praktekk an!

Tanpa embel-embel harapan akan terwujudnya keinginan secara instan.



Seseorang baru bisa lancar mengendarai motor ketika dia sering

praktek, sering berlatih, bukan terus-terusan bertanya bagaimana

caranya mengoper gigi yang sebenarnya sudah berkali-kali diajarkan.

Dia harus mempraktekkan, merasakan sendiri dan mengalami sendiri

sampai akhirnya "ngeh" dengan cara yang baik dan benar untuk

mengendarai motor.



Demikian pula dengan masalah hidup di dunia ini. Kita perlu mengalami,

kita perlu menjalani, agar kita sadar bahwa apapun yang terjadi, kita

tetap dilindungi oleh kekuatan Sang Illahi, sehingga suatu saat nanti

ketika kita telah tegak berdiri, kita akan bisa berbagi dengan

orang-orang yang kita cintai, agar mereka pun menyadari bahwa mereka

mampu berdiri di atas kakinya sendiri.

Tidak ada komentar: