dikutip: Arief Suryadi Spallanzanie
Isra Mi'raj selalu mengingatkan saya pada malaikat Jibril yang menjemput Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan malam yang dahsyat itu. Pada Hayat Muhammad-nya Haekal saya menaruh 'post it' di halaman Isra Miraj agar mudah membaca lagi kalimat-kalimat tentang Jibril yang melipat sayapnya, menggeraikan rambut panjangnya yang berwarna perak, pakaiannya yg bertatahkan permata yakut dst... ketika memasuki peraduan Muhammad SAW.
Setelah meyakini Tuhan, meyakini eksistensi malaikat-Nya, kitab2-Nya, rasul2-Nya, hari akhir&ukuran (takdir) yang ditetapkan-Nya menjadi dasar&syarat iman.
Salah seorang saudara saya beruntung mendapatkan kuliah langsung dari seorang profesor fisika yang menghitung dengan presisi matematis waktu tempuh Miraj Rasulullah berdasarkan AlQuran. Inilah barangkali yang dimaksud takdir (ukuran) yang ditetakan Tuhan pada segala sesuatu dengan ketelitian sempurna. Stephen Hawking kurang lebih mengatakan: jika waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan jagat raya ini kurang sepersekian detik saja dari yang telah ditetapkan, maka tidak akan terbentuk bentang alam semesta yang kita huni sekarang ini.
Memahami bahwa semesta ini dalam genggaman-Nya,tidak perlu jauh2&tidak bisa jauh karena kita melekat di dalamnya: pergantian siang dan malam itu, siapakah yang mengatur? Lampu mobil buatan manusia hanya mampu menembus kegelapan 40 meteren ke depan? Siapakah yang menciptakan lampu besar yang begitu disiplin mencahayai bumi setiap hari dari jarak 150 juta kilometer? Dan bumi, tidakkah akan lelah&kehabisan batre jika berputar sendiri, tanpa ada 'Tangan' yang memutarkannya?
Kembali ke malaikat. Penduduk langit ini begitu terkesan dengan dua amalan kita, penduduk bumi, yaitu rintihan tobat dan saling menolong diantara mereka yang berkelebihan dan berkekurangan. Barangkali, saling menolong antar sesama penduduk langit yang senantiasa bertasbih dan dalam kesejahteraan - sukar dilakukan. Wallahu Allam
Suatu hari, Cicit -tikus kecil- sedang berkumpul dengan teman2nya. Cicit bercerita bahwa dia baru saja melakukan perjalanan bandung-jakarta pulang pergi hanya dalam tempo 5 jam. Tentu saja semua teman2 cicit tidak ada yang percaya. Bagaimana mungkin cicit, tikus kecil bisa pergi ke jakarta dan pulang kembali ke bandung hanya dalam tempo hitungan jam? Tidak masuk logika. Spontan teman2 cicit mencap dia sebagai tikus kecil pembual!
Ternyata, cicit bukanlah setikus pembohong. dia memang telah melakukan perjalanan itu. Tanpa sengaja, cicit terbawa dalam bagasi sebuah mobil yang membawanya ke jakarta...!
Kisah ini, kurang-lebih, diceritakan oleh khatib pada jumatan kemarin.
Penjelasan sederhana untuk menggambarkan betapa logisnya peristiwa perjalanan Baginda Nabi menemui Tuhannya.
Tentu saja tidaklah sesimpel itu menganalogikan peristiwa agung yang sudah diyakini kebenarannya itu. Dibutuhkan keimanan yang kuat sebagai modal dasarnya. Barulah dicari kebenaran melalui logika.
Memang, hidup haruslah logis. Tetapi manakala kita 'dipaksa' menemui sesuatu yang bertentangan dengan nalar, maka pertama kali yang dibutuhkan adalah iman. baru kemudian melakukannya dengan logika.
Misalnya, anda terlilit hutang kartu kredit. Makin hari bunga menumpuk. Debt kolektor meneror anda setiap saat. Sampai2 anda tidak percaya kalau masalah itu sudah menjadi hantu bagi anda.
Apa yang harus anda lakukan?
Iman. Anda masih memiliki Tuhan Yang Mahamenolong lagi Mahakaya. Mintalah agar Tuhan yang membayar hutang2 anda.
Kok bisa? Masa Tuhan disuruh bayarin hutang kita?
Ya daripada kita minta ke dukun atau minta jin ngasih pinjaman lewat bank goib..
Minta tolong ke Tuhan kan lebih logis. karena bumi dan langit ini kan milik Dia..
Contoh Kasus: ( Yang Tidak perlu dicontoh )
Saya dulu pernah punya masalah dengan kartu kredit. Karena tidak disiplin dalam pembayarannya, tau-tau tagihan sudah berlipat-lipat. Tapi saya tidak panik. Setiap kali ada telepon saya angkat. Kalo disuruh bayar 1 juta, saya bayar 50 ribu. Wong punya uangnya cuma segitu. Kalo besoknya penagih nelpon sambil marah2, ya saya balas marahin lagi.. Sombong amat.. baru jadi debt collector gayanya kaya yang punya bank!
Terus masalahnya bisa selesai?
Alhamdulillah. Kalo kita yakin sama pertolongan Tuhan mah pasti bisa. Akhirnya saya dapat keringanan pembayaran dengan diskon yang lumayan besar. Alhamdulillahnya lagi, Tuhan ngasih buat membayarnya..
Keyakinan itu bersumber dalam hati. Agar keyakinan tetap ada dan bertambah, hati harus bersih. Bebas dari prasangka yang dapat mengurangi kadar keyakinan.
Salah satu cara menjaga kebersihan hati agar keyakinan dapat bertambah adalah dengan selalu mengingat Tuhan.
Nah, mengingat itu sumbernya di akal. Artinya perlu tindakan logis. Tindakan yang menggambarkan kualitas keyakinan pada Tuhan.
Jadi, pada saat anda terlilit masalah, anda harus yakin bahwa Tuhan akan menolong anda.
Tambah keyakinan anda dengan terus-menerus mengingat Tuhan. Lalu tindakan logisnya, karena anda membutuhkan pertolongan, maka anda harus 'menolong Tuhan' terlebih dahulu. Caranya adalah dengan menolong orang lain.
menyingkirkan duri dari jalan, memberi tempat duduk kepada perempuan tua yang berdiri dekat anda, mengunjungi kerabat yang tengah sakit, mengucapkan 'apa kabar sayang?' pada istri dan anak2 anda sehingga mereka senang oleh sapaan anda. Dan masih banyak lagi. gratis pula!
Logikanya, kalau anda sudah menolong orang lain, maka dengan mudah Tuhan akan menolong anda. Gratis pula!
So, seberat apapun masalah anda, semustahil apapun kesulitan anda, yakinlah pada pertolongan Tuhan.
BagiNya, tidak ada satupun yang mustahil.
Semudah memperjalankan Baginda Nabi melintasi tujuh langit...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar