Structural
glued laminated timber (Laminasi) adalah teknologi pengolahan kayu yangsudah
dikenal sejak dulu. Laminasi adalah penyatuan beberapa lapis kayu denganlem
pada kedua sisinya kemudian diberi tekanan. Proses pengeleman ini
dilakukanmengikuti arah panjang kayu. Bahan kayu laminasi adalah kayu–kayu
lapis yangtelah dibentuk dan disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat disatukan
menjadibentuk kayu yang diinginkan. Ketebalan kayu yang diijinkan mencapai 50
mm.Namun biasanya kayu laminasi dibuat dari kayu dengan tebal antara 25 sampai
50mm. Karena kerumitan dalam pembuatannya, Standar Amerika Utara mewajibkankayu
laminasi diproduksi oleh pabrik yang sudah diakui. Ukuran laminasi
yangdihasilkan dapat disesuaikan dengan keinginan namun hal ini dibatasi olehkemampuan
pabrik dan sarana transportasi.Beberapa jenis kayu yang biasa dilaminasi di
Amerika Serikat antara lain jenisDouglas Fir–Larch, Southern Pine, Hem–
Fir, and
Spruce–Pine–Fir (SPF). Namunumumnya, semua jenis kayu dapat dilaminasi
tergantung apakah sifat fisik danmekanisnya cocok dan apakah kayunya bisa dilem
dengan baik.
KEUNTUNGAN
Dibanding
dengan kayu alam (kayu hasil gergajian) laminasi memiliki beberpakeuntungan
seperti ukurannya yang bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengankeinginan,
bentuknya beragam, tahan terhadap cuaca, dan kualitasnya seragam.1.
UkuranUkuran kayu laminasi dapat lebih besar dari ukuran pohon yang dijadikan
kayugergajian. Zaman dahulu, Negara Amerika Serikat mempunyai cadangan
pohonbesar yang cukup yang dapat menghasilkan kayu gergajian yagn cukup
besar.Tapi, saat ini orang–orang mulai menanam kayu dengan diameter yang
lebihkecil dengan siklus penanaman yang lebih pendek dan hampir
semuapenggergajian kayu dibangun untuk mengakomodasi log yang relatif
kecil.Menggabungkan kayu dengan laminasi membuat produksi elemen struktur
yangbesar menjadi mungkin. Elemen lurus dengan panjang hingga 30 m bukansesuatu
yang luar biasa dan beberapa bentang dapat mencapai 43 m dan tinggi2 m. Dengan
demikian laminasi memberikan potensi untuk memproduksi kayubesar dari pohon
kecil.2. Efek ArsitekturalBerbagai macam bentuk arsitektural yang sulit dapat
diperoleh denganmembengkokkan kayu selama proses produksi. Laminasi dengan
lengkunganstandar dapat diperoleh dari timber dengan tebal 19 mm. Lengkungan
dengansudut yang lebih besar dapat diproduksi dari timber dengan tebal 38 mm.
Timberdengan ketebalan 13mm atau lebih tipis lagi dapat digunakan untuk
menghasilkanlengkungan yang lebih tajam (dengan sudut yang lebih kecil).
Sebagaipertimbangan jari –jari dari lengkungan (busur) yang akan
diproduksi dibatasiantara 100 sampai 125 kali tebal kayu laminasi
3.
PengeringanKayu yang digunakan untuk memproduksi laminasi harus dikeringkan
lebih dahulusebelum digunakan. Agar kayu yang dihasilkan tahan terhadap pengaruh
cuaca.4. Bentuk Penampang
Yang BervariasiElemen–elemen struktural dapat dibentuk sedemikian
rupa sesuai dengankebutuhan kekuatan dan kekakuannya.5. Kualitas kayu yang beragamKegunaan laminasi yang lain adalah, kayu dengan
kualitas tinggi dapat disatukandengan kayu yang kualitasnya berada dibawahnya.
Kualitas kayu ini biasanyadivariasikan pada pembuatan balok. Jadi kayu dengan
kualitas yang baikdiletakan di bagian atas dan bawah sedangkan kayu dengan
kualitas yang lebihrendah diletakkan di bagian tengah dari balok. Selain itu
jenis kayu yangdisatukan juga dapat berbeda.6. Ramah lingkunganBeberapa analisis memperlihatkan bahwa sebagai sumber
daya yang dapatdiperbaharui kayu membutuhkan energi yang sedikit selama
pembentukannya,kemampuannya menyimpan karbon dan potensinya untuk didaur ulang
berpotensimemberikan keuntungan jangka panjang bagi lingkungan dibandingkan
denganmaterial yang lain.Namun terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan laminasiyang tidak terdapat dalam produksi kayu biasa.1. Proses
tambahan membuat biaya
produksi laminasi lebih tinggi dari kayubiasa2. Pembuatan laminasi membutuhkan peralatan khusus, perekat, tempat
danketerampilan yang
lebih.3. Tiap tahap membutuhkan perhatian untuk memastikan kualitas dari
hasilproduksi.
SEJARAH
PEMBUATAN LAMINASI
Laminasi
pertama kali digunakan di eropa pada konstruksi sebuah auditorium di kota
Basel, Swiss, pada tahun 1893, sistem ini
dipatenkan sebagai “Hertzer System” dan menggunakan lem yang tidak waterproof. Dengan demikian
aplikasi ini hanya dapatdigunakan pada kondisi kering. Perkembangan enis lem
yang digunakan selamamasa perang dunia pertama menstimulasi penggunaan laminasi
pada pesawat danrangka bangunan. Di Amerika salah satu dari lengkung laminasi
pertama yangdibangun ada pada gedung USDA Forest Service, Forest Product
Laboratory,Madison,
Wisconsin.Perang dunia kedua memacu minat yang baru pada pengembangan lem dari
resinsyntetic yang waterproof. Hal ini membuat laminasi dapat digunakan pada
jembatankayu dan aplikasi ekterior lainnya. Pada awal tahun 1950an paling
terdapat selusinpabrik kayu laminasi yang tergabung dalam American Institute of
TimberConstruction (AITC). Pada tahun 1963, Asosiasi ini membuat standar
nasionalpertama. Dan dan standar ini terus diupdate oleh AITC. Pada pertengahan
1990anterdapat 30 perusahaan di seluruh Amerika Serikat dan Kanada yang
memproduksilaminasi sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh AITC.
JENIS–JENIS
KAYU LAMINASI
Struktur lentur
Laminasi yang
tersusun dari kayu yang berbeda kualitasnya atau biasa disebutdengan laminasi
laminasi biasanya digunakan untuk menahan gaya
lentur. Jenis inidikembangkan untuk menghasilkan bahan yang ekonomis dan
efisien untukmenahan gaya
lentur yang diakibatkan oleh beban tegak lurus sisi lebar kayu.Laminasi jenis
ini biasa digunakan untuk komponen yang dipasang horizontal.
Untukmengoptimalkan kekakuan dari kayu, sejumlah kayu dengan kualitas bagus
dapatditambahkan di sisi luar dengan jumlah yang sama antara sisi atas dan
bawah.Untuk mengoptimalkan kekuatan lentur dari balok, jumlah lapisan kayu
kualitasbagus dapat diperbanyak pada sisi tekan dari struktur.
Struktur tekan
Laminasi juga
didesain untuk menahan gaya tekan dan gaya lentur yang
searahdengn sisi lebar dari kayu laminasi. Laminasi jenis ini biasanya
digunakan untukkomponen yang dipasang vertikal. Tidak seperti struktur lentur
yang didesaindengan kualitas kay uyang seragam, laminasi untuk struktur tekan
dibuat dari kayuyang kualitasnya seragam. Karena penempatan jenis material yang
salah dapatmenyebabkan kurangnya efisiensi dan keuntungan ekonomi yang didapat
biladibandingkan dengan struktur lentur.
Bagian Lengkung
(struktur lengkung)
Kombinasi
kualitas kayu yang efisien pada struktur lengkung hampir sama dengankombinasi
kayu pad struktur horizontal. Tegangan dan tekanan dianalisa sebagaigaya
tangensial yang bekerja pada bagian lengkung dari struktur. Ada perilaku unikyang ditunjukkan oleh
struktur, jika jari –jari kelengkungan laminasi berkurang,tekanan radial
yang terbentuk dibagian lengkung balok akan meningkat. Karenakekuatan kayu
tegak lurus serat yang lebih rendah dari kekuatan sejajar serat,tekanan radial
ini menjadi faktor kritis dari design laminasi lengkung. Bagianlengkung ini
biasa diproduksi dengan ketebalan standar 19 sampai 38 mm.Normalnya sudut
lengkung yang didapat dari kayu dengan tebal 19 mm akan lebihtebal daripada
kayu dengan tebal 38 mm. Disarankan rasio tebal kayu (t)
berbanding jari–jari kelengkungan (R), tidak boleh melebihi 1/100 untuk
kayu keras dan 1/125untuk kayu lunak.
Struktur
runcing
Balok laminasi
seringkali diruncingkan, dikerat sisi- sisinya untuk memenuhikebutuhan
arsitektur, menyediakan atap lengkung, mempermudah jalannya drainasi,dan
memenuhi persyaratan dinding yang lebih rendah pada ujung
tiang.peruncingandilakukan dengan menggergaji miring pada sisi yang diinginkan.
Disarankan untukmembuat potongan hanya pada sisi tekan dari balok. Karena
mengusik sisi tarik daribalok dapat menurunkan kekuatan kayu secara
keseluruhan.
SPESIFIKASI
STANDARPabrikasi
ANSI/AITC
A190.1 adalah standar yang mencakup peraturan produksi, pengujian,dan
sertifikasi laminasi di Amerika Serikat. Detail dan spesifikasi lain disajikan
dalamAITC 200 (AITC 1993a), yang merupakan bagian dari ANSI A190. Untuk
memenuhi kebutuhan
pabrikasi dari laminasi struktural kan
ada mengeluarkan CAN/CSA O122(CSA 1989).
Asal Design
Value
ASTM D3737
(ASTM 1997b) mencakup prosedur menentukan design value untukkayu laminasi
struktural. Sifat–sifat kayu yang dipertimbangkan antara lain kuatlentur, kuat
tarik, kuat tekan sejajar serat, modulus elastisitas, kuat geser
horizontal,kuat tarik radial, dan kuat tekan tegak lurus serat.
Design Value Pabrik–pabrik kayu laminasi telah
menstandarkan target design value untuklendutan pada balok. Untuk kayu lunak,
design
value nya terdapat pada AITC 117.Spesifikasi ini memuat design value dan
modifikasi yang direkomendasikan untukdesain bagian kayu laminasi di Amerika
Serikat. Sedangkan untuk kayu keras,digunakan AITC 119. National Design
Specification for Wood Construction (NDS)menyimpulkan informasi desain pada
AITC 117 dan 119 dan menetapkan cara kerjayang dapat diikuti pada desain
struktural dari kayu laminasi. (AF&PA 1997)
Pabrikasi
Pabrikasi dari
kayu laminasi harus mengikuti standar untuk memastikan nilai designvalue. Dalam
pabrikasi, kualitas kayu dan perekat (lem) harus sesuai.Proses pabrikasi kayu
laminasi dapat dibagi menjadi empat bagian1. Pengeringan dan grading kayu2. Penyambungan kayu3. Pengeleman4. FinishingJika kayu
laminasi akan digunakan pada kondisi dengan kelembapan yang tinggi,perlu
dilakukan injeksi bahan pengawet ke dalam kayu agar kayu lebih tahan
lama.Pengeringan dan grading kayuPengeringan dilakukan untuk mengurangi
perubahan dimensi dan meningkatkankekuatan struktural kayu. Untuk beberapa
keperluan, kadar air maksimum yangdiizinkan pada standar ANSI sebesar 16% (ANSI
1992). Namun rentang kadar airmaksimum yang diizinkan pada kayu laminasi
sebesar 5%. Rentang ini dibuat untukmeminimalkan perbedaan perubahan dimensi
selama proses laminasi.Di Amerika Serikat, banyak pabrik menggunakan kadar
sekitar 12%, karenabeberapa alasan. Alasan pertama karena kayu lebih mudah
disambung pada kadarair 12%. Alasan yang lain, kadar air 12% adalah kadar air
rata–rata untukkebanyakan interior di Amerika Serikat.Kadar air dari kayu dapat
diperoleh dengan mengambil sampel dari suply kayu ataudengan moisture meter.
Kayu dengan kelembapan yang lebih tinggi akan dipisahkan dan dikeringkan
ulang.Grading dapat dilakukan dengan dua cara yaitu visual grading dan
E-rating. Visualgrading dilakukan dengan membandingkan karakteristik kayu yang
terlihat secaravisual, misalnya ukuran mata kayu, kemiringan serat, retak,dan
sifat–sifat lainnya.
E-rated graded
merupakan sistem pemilahan yang menggabungkan nilai kekakuankayu dan pengamatan
secara visual. Pada beberapa pabrik, pengamatan visualdilakukan pada tiap
potong kayu, namun E-rated hanya dilakukan pada sampelkayu. Untuk kayu dengan
kekuatan yang lebih tinggi, biasanya pabrik melakukangrading tambahan untuk
material yang akan digunakan pada daerah dengankebutuhan kuat tarik yang lebih
tinggi. Kriteria tertentu dipakai untuk material dengankuat tekan yang tinggi.
Alternatif lain yang dilakukan untuk mendapatkan kayuspesial adalah produksi
kayu dilakukan dibawah pengawasan ketat agar kekuatanyang dicapai sesuai dengan
yang diinginkan. Cara lain dengan menggunakan LVL.
Penyambungan kayu
Untuk
menghasilkan kayu laminasi dengan panjang yang melebihi kayu yang ada,harus
dilakukan penyambungan pada kayu. Sambungan yang biasa digunakanadalah finger joint dengan panjang
kira –kira 28 mm. Bentuk sambungan lain jugadiperbolehkan asal memenuhi
persyaratan kekuatan dan daya tahan yang telahditentukan. Sambungan yang
dikerjakan dengan baik, akan menentukan kualitasdari keseluruhan kayu laminasi.
Oleh karena itu, pengawasan yang ketat perludilakukan di tiap tahap pembuatan
sambungan tahapan tersebut antara lain,pengecekan jenis kayu, pembentukan
bagian sambungan, pemberian lem,penempatan kayu, pemberian tekanan, dan
perawatan.Tantangan selanjutnya dalam produksi kayu laminasi adalah
mengeliminasi kayuyang memiliki sambungan lemah. Pemeriksaan secara visual dan
beberapapengujian yang tidak merusak terbukti tidak cukup efektif untuk
memastikankekuatan sambungan. Sebuah metode yang biasa digunakan oleh
beberapaprodusen adalah dengan memberikan gaya
lentur atau tekanan untuk mengecekkekuatan sambungan kritis pada sisi tarik
kayu. Dengan ini sambungan dengankekuatan rendah akan terdeteksi dan dipisahkan
dari yang lain. Yang harusdiperhatikan adalah tekanan yang diaplikasikan tidak
boleh merusak benda uji.
Proses
pengeleman
Pemasangan kayu
laminasi hingga tinggi yang diinginkan adalah tahap kritis laindalam proses
produksi. Tahap–tahap proses penyatuan meliputi1. Penghalusan permukaanPermukaan kayu dihaluskan 9diketam untuk memperoleh
permukaan yangbersih, sejajar, dan mudah dilem, kayu laminasi harus diketam
sampai tingkatkehalusan yang cukup. Prosedur yang paling baik adalah
denganmenghaluskan kedua sisi sebelum diberi lem. Hal ini untuk memastikanbahwa
pemasangan kayu laminasi sesuai dengan bentuk yang diinginkan dantekanan yang
diberikan tersebar secara merata.2. Pemberian perekat (lem)Perekat (lem) biasanya disemprotkan dengan penyemprot
lem. Perekat yangsering digunakan adalah phenol resorcino. Namun tidak
menutupkemungkinan digunakan jenis perekat lain.3. PenekananPemberian tekanan
dilakukan segera setelah perekat disemprotkan.Penekana paling sering dilakukan
dengan plat penjepit. Tekanan dapatdiaplikasikan dengan sistem mekanik atau
hidraulik. Setelah itu perawatankayu dilakukan di ruang yang temperaturnya
diatur pada suhu yang ditetapkan selama 6 samapi 24 jam. Beberapa system penjepit yang
lebihmodern merupakan gabungan dari sistem hidraulik dan perawatan dengan gelombang
radio. Yang mepercepat proses curing hingga hitungan menit.Pada tahap ini 90%
dari kekuatan ikatan terbentuk. Setelah beberapa hariselanjutnya proses curing
masih berlanjut namun dengan kecepatan yanglambat. Kekuatan ikatan diuji dengan
melakukan uji geser pada contoh yangdiambil dari bagian ujung kayu laminasi.
Finishing
Setelah glulam
dipindahkan dari alat penekan, permukaan glulam kemudiandihaluskan untuk
menghilangkan sisa –sisa lem yang tercecer pada permukaankayu. dalam
finishing ada tiga kriteria yang harus dipenuhi yaitu kriteria industrial,arsitektural,
dan kualitas tinggi. Kriteria industrial maksudnya bahwa hasil produksidapat
digunakan secara luas, sisi arsitektural mensyaratkan hasil produksi
dapatdigunakan untuk berbagai keperluan arsitektural. Selain itu pencapaian
kualitas yangtinggi juga disayaratkan dalam hal ini.Tahap berikutnya adalah
proses pembentukan kayu, pembuatan lubang,penambahan alat sambung, pemasangan
segel dan plastik pembungkus agarkelembapan kayunya terjaga.
Pengawetan Kayu
Jika kayu akan ditempatkan pada kondisi dengan
kelembapan yang tinggi, makadisarankan untuk melakukan pengawetan pada kayu
laminasi yang sudah jadi.Beberapa macam pengawet yang digunakan dlam proses pengawetan
ini antaralain, ter, pengawet berbasis minyak dan pengawet berbasis air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar