Selasa, 29 Mei 2012

Log Kayu dan Sawmil

Suatu kali pertanyaan tentang bagaimana mengidentifikasi kayu yang keras atau kayu yang lunak menjadi perdebatan kecil. Terutama ketika berdiskusi dalam bahasa Inggris. Terdapat istilah Hardwood dan Softwood yang memiliki arti berbeda dengan hard wood & soft wood.

Hardwood berarti kayu dari pohon berdaun lebar, sedangkan softwood berarti kayu dari pohon berdaun jarum. Kedua istilah tersebut membedakan kayu dari jenis daunnya.
Sedangkan hard wood yang dimaksud (dengan spasi) adalah kayu yang keras dalam arti sesungguhnya dan soft wood adalah kayu yang lunak.

Kayu yang dikategorikan hardwood tidak berarti keras dan kayu yang dikategorikan softwood tidak pula berarti kayu tersebut lunak. Ada 'soft hardwood' dan ada juga 'hard softwood'.


Kayu keras atau kayu lunak?
Tidak terdapat metode khusus di laboratorium yang mengindentifikasi kayu keras atau kayu lunak. Secara praktis kita bisa menggunakan kuku ibu jari untuk melakukan pengetesan dengan cara menekan permukaan kayu dengan ibu jari.
Kayu yang lunak akan meninggalkan bekas guratan pada kayu. Lebih dalam guratan itu terbentuk, berarti kayu tersebut lebih lunak.
Kayu yang keras tidak akan meninggalkan bekas guratan ketika ditekan dengan kuku ibu jari.

Cara praktis tersebut direkomendasikan bagi yang belum mengenal kayu atau baru terjun ke dunia perkayuan.

Ciri fisik yang lain sebagian besar kayu yang lunak memiliki lubang pori-pori besar dan terputus-putus. Serat kayu yang keras lebih berbentuk bulat telur atau lebih berbentuk spiral yang berarti ikatan antar pori-porinya lebih kuat.

Pada saat pengerjaan bisa juga dilihat perbedaan kayu yang keras dan kayu yang lunak. Kayu keras akan terlihat halus dan licin setelah diproses dengan mesin ketam walaupn belum masuk mesin amplas.



Distribusi kayu log ternyata bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Dalam arti distribusi tersebut harus tetap mempertimbangkan faktor kualitas kayu log agar tidak rusak dalam proses produksi sebelum kayu dibelah di area sawmilling. Bagi pabrik kayu yang tidak mengkonsumsi log dalam jumlah besar rata-rata kurang terampil dalam hal penanganan bongkar muat kayu log dari dan ke dalam kontainer.
Pada gambar terlampir menunjukkan sebuah proses bongkar kayu log pada sebuah pabrik furniture skala menengah dan sebagian besar konsumsi mereka adalah kayu log (75% kayu log, 25% kayu gergajian). Seorang pekerja mencoba mengeluarkan sebatang log dari dalam kontainer untuk selanjutnya menariknya bersama-sama dengan pekerja yang lain.

Cara ini sungguh memakan waktu dan tenaga yang pada akhirnya akan berbiaya mahal. Ada kemungkinan bahwa peralatan khusus untuk bongkar di pabrik memang tidak difasilitasi dengan lengkap mengingat bahwa bagian ini bukanlah bagian yang cukup sibuk.

Namun dengan menggunakan beberapa alat yang pasti sudah tersedia di dalam pabrik kita bisa membuat pekerjaan bongkar tersebut menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Peralatan yang diperlukan hanya forklift (tentu setiap pabrik ada) dan tambang baja.

Tambang baja diikat sekuat-kuatnya ke badan forklift kemudian ujung yang lainnya diikatkan ke salah satu batang kayu log di dalam kontainer. Forklift kemudian dijalankan mundur untuk menarik log tersebut secara perlahan. Hati-hati pada saat menarik jangan sampai terjadi tegangan tali baja yang terlalu tinggi karena bisa berakibat lemparan balik. Setelah batang pertama terbongkar, akan lebih mudah untuk mengeluarkan kayu log lainnya.
Metode ini selain cepat juga tidak akan merusak kayu log anda. Goresan-goresan kecil akan terjadi namun masih dalam batas toleransi sehingga tidak akan mengurangi rendemen yang telah direncanakan.
sejumlah pekerja tengah mengeluarkan beberapa batang log dari kontainer dengan menggunakan alat berat (semacam forklift untuk log). 







Untuk mendapatkan kualitas kayu yang baik, berbagai cara perawatan harus dilakukan bahkan ketika kayu log masih di hutan. Bagi pabrik konsumen log, pengawasan tersebut tidak mungkin dilakukan secara menyeluruh. Pabrik hanya menerima log sesuai dengan kondisi setelah log tiba di areal penyimpanan (log yard). Namun begitu, tidak ada salahnya jika kita sebagai pembeli log memiliki sedikit pengetahuan tentang bagaimana mencegah kerusakan log terutama saat pengangkutan.
Jenis alat pengangkutan bisa berupa angkutan darat, sungai ataupun laut. Banyaknya pihak berbeda yang melakukan pengangkutan memberi kesulitan untuk kontrol secara penuh, sehingga tindakan pencegahan yang paling efektif. terutama bagi perusahaan log trader.

Pilih alat angkut yang aman. Pada saat pemindahan log sebaiknya menggunakan alat angkut yang tertutup pada bagian samping depan dan belakang sehingga log tertahan dari resiko jatuh atau benturan benda tajam.
Bagian penampang log (kedua sisi) dicat agar mencegah air keluar/masuk sehingga menimbulkan retak. Seperti halnya kayu gergajian, log juga bisa mengalami penyusutan.

Untuk mendegah gerakan retakan ujung log karena cuaca saat pengangkutan, pasang paku pengaman pada penampang log. material ini akan sedikit berbiaya tapi fungsinya akan sangat bermanfaat bagi penjual ataupun pembeli log.

Sebaiknya pula kulit kayu jangan dikelupas sebelum sampai di area penggergajian (sawmill). Kulit membantu melindungi bagian kayu dari goresan-goresan ataupun benturan selama pengangkutan.

Apabila memungkinkan, tidak perlu dilakukan pemotongan log. Lebih panjang log, lebih besar rendemen kayu gergajian. Lebih kecil pula resiko ukuran log yang retak ujung. Penumpukan log di atas alat angkut perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak banyak pergerakan selama perjalanan. Misalnya dengan meletakkan log yang melengkung di atas yang lurus atau meletakkan log dengan diameter besar di antara diameter yang kecil.


Sebagaimana kayu belahan yang bisa mengalami penyusutan karena perbedaan kelembaban udara, maka kayu log-pun masih bisa menyusut. Sebuah pohon yang baru saja ditebang memiliki level MC antara 40-60%. Pada beberapa area penebangan pohon mereka akan meletakkan log-log tersebut di luar selama beberapa hari bahkan beberapa minggu untuk mengurangi level MC.

Untuk mencegah retak atau pecah pada log, dipasanglah semacam paku yang berbentuk seperti cacing pada ujung log (desain yang ada bisa bermacam-macam) untuk mencegah log retak atau pecah ujung. Log yang pecah atau retak otomatis akan mengurangi nilai ekonomisnya.
Beberapa tempat tertentu memiliki metode yang berbeda. Setelah pohon dipotong, kulit pohon segera dikupas dan kayu dibiarkan dalam ukuran yang lebih panjang untuk mengurangi pelebaran cacat retak.

Pada jenis kayu yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi, sebelum pohon ditebang dilakukan pemotongan kulit kayu pada bagian pangkal pohon beberapa bulan sebelum penebangan. Waktu tersebut dimaksudkan untuk menghambat penyaluran makanan ke daun, yang pada dasarnya berupa cairan, sehingga ketika beberapa bulan tidak ada supply makanan dari akar pohon tersebut akan mengering alami dalam bentuk dan ukuran yang utuh.

Penyusutan pada log sebenarnya tidaklah terlalu besar mengingat luas penampang yang menjadi pintu keluarnya air dari dalam kayu tidaklah seluas pada kayu yang telah dibelah dan dipotong. Dan berdasarkan ukuran diameter log, kemungkinan air yang keluar hanya akan terjadi pada permukaan log yang sangat tipis dibandingkan dengan diameter log itu sendiri.

Walaupun nantinya kayu akan dikeringkan setelah digergaji, cara penyimpanan dan kondisi lapangan untuk penyimpanan log juga ikut membantu hasil akhir pengeringan kayu. Secara tidak langsung ini akan membantu menghemat biaya operasional pengeringan kayu.
Setelah penebangan pohon, kayu log tidak langsung diolah menjadi kayu gergajian. Beberapa proses harus dilakukan dalam waktu tertentu tergantung lokasi dan tujuan penggunaan kayu log.

Kurang lebih beberapa minggu sejak penebangan, loading ke truk dari dalam hutan menuju lokal logyard hingga pengapalan log sudah dijaga sedemikian rupa supaya tetap utuh dan tidak rusak.

Apabila proses yang panjang tersebut ternyata setelah log tiba di penggergajian atau pabrik furniture diletakkan di sembarang tempat tanpa memperhatikan akibatnya terhadap kualitas kayu akan sangat mengurangi nilai ekonomis log tersebut.

Log sebaiknya diletakkan di atas permukaan tanah yang rata dan tidak terlalu lembab. Ini membantu mempertahankan kadar air di dalam log supaya tidak bertambah karena log juga bisa menyusut.
Walaupun log pasti akan berada di luar ruangan, sebaiknya areal yang digunakan diatur agar pada waktu hujan air akan selalu mengalir, tidak mengendap menjadi 'kolam' di areal log. hal ini pasti akan membutuhkan investasi tapi tidak terlalu besar. Atau dengan kata lain tidak akan sebesar kerugian yang akan anda terima apabila log tidak dijaga dalam kondisi yang baik.

Beberapa standar perawatan areal log:
1. Permukaan rata agar memudahkan pemuatan dan pembongkaran.
2. Tidak terdapat genangan air walaupun pada waktu hujan.
3. Diberikan semacam palet di bawah sehingga log tidak langsung menyentuh permukaan tanah.
4. Penumpukan diatur berdasarkan jenis kayu, ukuran diameter dalam tumpukan yang rapih.

Selain pemikiran tentang area penyimpanan, manajemen distribusi pemakaian log juga membantu mengurangi biaya ekstra yang timbul karena log cacat atau rusak. Log setelah masuk area pabrik sebaiknya sesegera mungkin diproses ke penggergajian dan Kiln Dry. Ini akan sangat bermanfaat untuk mencegah masuknya serangga-serangga pemakan kayu yang mungkin timbul pada waktu penyimpanan yang terlalu lama.



Pernahkah anda mendengar bahwa dengan melihat garis yang melingkar pada bagian penampang kayu bulat (gelondong) kita bisa memperkirakan umur pohon tersebut? Apabila anda mendengar jawaban 'Ya', itu adalah benar. Dari bagian penampang kayu kita bisa memperkirakan umur kayu tersebut. namun sebelum kita bahas hal tersebut, sebaiknya kita pelajari beberapa detail bagian penampang kayu.

1. Pith (hati kayu) : menjadi bagian paling lunak pada kayu tetapi sangat kecil ukurannya dibanding diameter kayu. bagian ini harus selalu dihindari dan dibuang.

2. Heartwood (kayu teras): bagian utama kayu yang dibutuhkan. Keras, berwarna gelap dan lebih berat. Proporsinya juga paling besar (m3). Detail penjelasan ada di sini.

3. Sapwood (kayu gubal): berada pada lapisan luar, berwarna lebih terang dan lebih mudah menyusut.

4. Cambium layer (lapisan kambium): lapisan yang berisi zat-zat makanan untuk perkembangan pohon.

5. Bast : pengirim makanan untuk diolah oleh daun melalui fotosintesis.

6. Bark (kulit pohon): melindungi batang pohon.

7. Annular ring (lingkaran tahun): garis-garis yang melingkar pada pohon yang menunjukkan umur pohon. Lingkaran terbentuk setiap tahun berdasarkan musim di mana pohon itu tumbuh.

8. Spring growth: lapisan yang terbentuk pada waktu musim gugur. Biasanya lebih tipis karena pada musim ini pertumbuhan pohon lebih lambat.

9. Autumn growth: lapisan yang terbentuk di waktu musim semi. memiliki ketebalan lebih karena pohon tumbuh lebih cepat ketika musim ini dengan adanya proses pengolahan makanan untuk pohon yang lebih banyak.

10. Medularry rays: garis yang melintang dari pusat kayu hingga bagian luar sebagai media penyimpan makanan bagi pohon. bagian ini bisa menjadi dekorasi ketika kita melakukan pemotongan kayu bulat secara radial.







Tidak semua kayu gelondongan memiliki penampang bundar. Ada beberapa bentuk penampang kayu yang dipengaruhi oleh jenis kayu, lokasi tumbuh dan umur pohon. bentuk penampang kayu dibedakan menjadi beberapa antara lain:

1. Penampang bundar
2. Penampang Ellipse
3. Penampang bintang/belimbing

Penampang bundar adalah bentuk penampang log yang paling efisien karena sebagian besar volumenya bisa diolah menjadi barang jadi sehingga limbah yang dihasilkan menjadi lebih sedikit. Kayu yang memiliki bentuk penampang seperti ini paling baik digunakan untuk industri vinir. Penanganan pada waktu proses penggergajian untuk kayu bentuk seperti inipun akan lebih cepat dan lebih mudah.

Penampang berbentuk ellipse. Limbah lebih banyak, bagian kayu teras lebih besar.

Penampang bintang/belimbing. Menghasilkan limbah paling besar karena banyak bagian yang tidak bisa digunakan. Akan tetapi jenis kayu dari bentuk ini sebagian besar keras dan memiliki mata kayu banyak.



Mungkin istilah di atas cukup aneh terdengar bagi anda yang tidak mendalami ilmu tentang kayu untuk furniture. Apa sebenarnya perbedaan dari kedua bagian kayu tersebut dan bagaimana mengenali perbedaan tersebut?
Kayu teras (heartwood) merupakan bagian kayu gelondongan yang terletak pada inti kayu. Bagian ini berwarna lebih gelap dibandingkan kayu gubal (sapwood) yang terletak pada bagian lebih luar diameter kayu gelondongan (sebelum kulit kayu). Bagian ini merupakan yang terbaik pada sebuah kayu karena kayu teras memiliki kekerasan yang lebih baik daripada kayu gubal.

Pada umumnya kayu teras memiliki serat dan pori-pori lebih padat. Bagian ini sebenarnya adalah serat yang 'mati'. Tentunya pula karena umur kayu teras lebih tua daripada kayu gubal.
Hal ini membuat papan kayu teras memiliki kemungkinan menyusut lebih kecil. Secara mekanik lebih kuat. Rata-rata sekitar 65-75% dari radius kayu gelondongan merupakan kayu teras.

Kayu gubal sangat tidak direkomendasikan untuk diproses menjadi furniture untuk konstruksi karena nilai kekuatannya yang sangat lemah, khususnya untuk produk outdoor furniture. Pada bagian tertentu bisa digunakan sebagai komponen pembantu, itupun apabila warna tidak menjadi masalah karena kayu gubal cenderung berwarna lebih terang.

Ada beberapa jenis kayu yang agak sulit untuk membedakan 2 bagian ini karena mereka memiliki warna yang hampir sama. Ada pula pada jenis kayu tertentu, kayu gubalnya tetap bisa digunakan untuk membuat furniture karena memiliki kekerasan yang hampir sama dengan bagian kayu teras.



Pada dasarnya kayu dibedakan menjadi 2 bagian besar yang dikategorikan berdasarkan jenis daunnya. Yang pertama adalah kayu daun lebar dan kayu daun jarum. Pengelompokan ini berhubungan erat dengan struktur pori-pori serta kekerasan kayu tersebut. Dalam istilah international biasa disebut dengan Softwood (kayu daun jarum) dan hardwood (kayu daun lebar).
Prinsip perbedaan daun tersebut membedakan struktur kayu, daun jarum berbentuk silindris, sedangkan daun lebar memiliki jari-jari daun.

KAYU Daun Jarum
Memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan kayu daun lebar. Biasanya bentuk logs (batang pohon) lebih silindris karena proses fotosintesis lebih panjang. Paling mudah mengenal jenis kayu ini dari pohonnya, akan tetapi bisa pula dikenali melalui laboratorium dari struktur serat kayunya.

KAYU Daun Lebar
Bersifat lebih keras dan lebih berat. Struktur serat kayu biasanya berbelok-belok dan sangat kuat ikatan antar pori-pori kayu. Proses pengeringan lebih lama daripada kayu dari jenis daun jarum.



Kayu tersusun dari jutaan pilar-pilar yang sangat kecil (seperti jajaran jarum) dan terhubung antar satu dan yang lain. Di dalam masing-masing pilar (susunan pori-pori) tersebut terdapat sejumlah kecil air yang terendap. kandungan air tersebut ada semenjak pohon masih berdiri. Ketika pohon dipotong, secara tidak langsung potongan itu membuat 'lubang' untuk jalan air membebaskan diri dari pori-pori kayu.
Akan tetapi hal itu tidaklah semudah kita membayangkan air yang terdapat pada selang. Apabila kelembaban udara di luar permukaan kayu tersebut paling tidak sama atau lebih tinggi dari kelembaban di dalam batang kayu maka kandungan air di dalam kayu akan tetap tinggal di dalam.

Pada waktu suhu udara meningkat di luar permukaan, fenomena ini memaksa air di dalam kayu untuk keluar melalui proses penguapan. Jika kayu kehilangan kandungan airnya, secara otomatis akan kehilangan 'ruang' yang sebelumnya digunakan kandungan air tersebut dan ruang kosong ini membuat ikatan antara pori-pori menjadi lebih dekat. Oleh karena itulah ukuran kayu dan bentuk kayu akan menyusut karena kayu kehilangan 'volume' di dalamnya.

Apabila air bisa keluar dari kayu, pasti juga bisa kembali memasuki kayu walaupun tidak semudah ketika menguap. Kekuatan dan arah penyusutan kayu dipengaruhi oleh berbagai aspek yang antara lain kekerasan, posisi kayu pada waktu dikeringkan, bagian kayu (teras atau gubal) dan lainnya yang berhubungan dengan proses pengeringan.

Dari sinilah mengapa kayu harus dikeringkan sebelum memasuki proses produksi. Proses pengeringan kayu biasa disebut Kiln Dry. Kayu yang lebih keras akan lebih lama dan lebih sulit dikeringkan. Kayu lunak lebih cepat proses pengeringannya tetapi juga lebih mudah menjadi basah kembali karena ukuran pori-pori yang lebih besar.


Membelah log menjadi beberapa bagian papan secara teknis pengerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Dari segi kualitas sebenarnya cara pembelahan ini beresiko lebih tinggi menghasilkan limbah. Lembaran papan yang tidak tertata dengan baik di dalam Kiln Dry akan lebih banyak menyusut dan melengkung.

Oleh karena itu pada proses penggergajian kayu untuk papan sebaiknya dilakukan pemilihan lebih hati-hati. Untuk log yang berbentuk cenderung bundar akan lebih tahan terhadap gerakan penyusutan. Mengapa? Log silindris memiliki kekerasan dan kerapatan serat yang seimbang sehingga pada waktu pengeringan walaupun terjadi penyusutan akan tetapi tersebar hampir rata di seluruh permukaan kayu lembaran.
Metode pembelahan yang terbaik adalah metode quarter sawn. Ada keterbatasan akan lebar papan yang dihasilkan, tapi dengan melihat proses selanjutnya akan menghemat limbah dan meningkatkan kualitas kayu. 


Mesin yang umum digunakan untuk membelah kayu log oleh beberapa pabrik furniture dikenal dengan mesin gergaji pita. Disebut gergaji pita karena bilah gergaji terbentuk dari lembaran baja tipis yang panjang dan disambung menjadi bentuk lingkaran seperti tali pita. Dengan mesin ini bisa dilakukan pembelahan pada kayu log dengan ukuran ∅ sebesar mungkin.

Terdapat 2 tipe dengan posisi pembelahan yang berbeda, yaitu horisontal dan vertikal. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tipe vertikal paling banyak digunakan dan berdasarkan pengalaman dari beberapa pabrik, tipe ini lebih murah dan lebih mudah dalam hal operasionalnya.

Gergaji pita vertikal ini tidak bergerak, hanya kayu log yang diletakkan pada dudukannya yang bergerak. Pada tipe horisontal, log diikat kuat pada dudukannya dan mesin gergaji pita yang bergerak membelah log.

Tipe vertikal memberikan kemungkinan metode pembelahan lebih banyak daripada tipe horisontal, mengapa? Tipe horisontal memiliki ketebalan hasil penggergajian yang terbatas. Karena apabila terlalu tebalakan beresiko bilah gergaji terjepit papan belahan. Sedangkan posisi vertikal tidak ada resiko tersebut.

Setelah Pembelahan
Pada setiap area sawmill, pasti terdapat mesin gergaji belah (circle saw) minimal satu pada 2-3 mesin gergaji pita. Apabila anda memiliki sawmill tapi tidak menempatkan mesin circle saw di dalamnya, sebaiknya dipertimbangkan untuk memiliki minimal satu mesin.

Mesin ini sangat efektif dan membantu proses kerja lebih cepat terutama pada pembelahan log yang besar. Papan-papan lebar dari pembelahan bisa segera dibelah untuk ukuran lebih kecil menggunakan mesin circle saw dan segera diletakkan sesuai ukuran yang dibutuhkan. Daripada mengeringkan papan yang masih lebar, akan lebih cepat apabila papan dibelah lagi dengan ukuran yang lebih kecil. Hali ini memang bisa mengurangi kapasitas muat ruang KD, tapi hasilnya akan lebih baik untuk kualitas kayu.

 

 



Tidak ada komentar: